Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hacker Ukraina Klaim Bobol Email Mata-mata Rusia yang Diburu FBI

Peretas Ukraina mengklaim telah membobol email mata-mata senior Rusia yang dicari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hacker Ukraina Klaim Bobol Email Mata-mata Rusia yang Diburu FBI
freepik
Ilustrasi hacker 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Peretas Ukraina mengklaim telah membobol email mata-mata senior Rusia yang dicari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).

Dikutip dari Reuters, mata-mata Rusia, Letnan Kolonel Sergey Morgachev, diduga terlibat dalam peretasan kampanye Hillary Clinton dan anggota senior Partai Demokrat lainnya menjelang pemilihan Presiden AS pada 2016.

Dalam sebuah pesan yang diposting ke Telegram pada Senin (10/4/2023), sebuah kelompok peretas yang menamakan diri mereka Cyber Resistance mengatakan telah mencuri korespondensi dari Sergey Morgachev.

Baca juga: Mata-mata AS Sebutkan Kelompok Pro Ukraina di Belakang Sabotase Pipa Nord Stream

Morgachev didakwa membantu mengatur peretasan dan kebocoran email dari Komite Nasional Demokrat (DNC) dan kampanye Clinton pada 2018.

Beberapa informasi pribadi Morgachev, yang dibagikan oleh para peretas kepada publikasi Ukraina InformNapalm, sesuai dengan data yang sebelumnya bocor dan disimpan oleh platform penelitian keamanan siber Constella Intelligence.

Stefan Soesanto, seorang peneliti di Swiss Federal Institute of Technology di Zurich yang telah mempelajari kelompok peretas Ukraina, mengatakan kebocoran tersebut "terlihat cukup kredibel".

BERITA REKOMENDASI

Soesanto mencatat bahwa InformNapalm memiliki riwayat memeriksa ulang data yang diterimanya dari peretas.

InformNapalm mengatakan dalam sebuah artikel tentang pelanggaran tersebut, mereka telah mengonfirmasi identitas Morgachev dengan memeriksa file personalia dan daftar riwayat hidup yang dicuri oleh para peretas.

Termasuk satu dokumen yang mengidentifikasikan Morgachev sebagai kepala departemen di Unit 26165, posisi yang sama dengan yang dituduhkan oleh FBI pada 2018, tambah InformNapalm.

Pesan yang dikirim Reuters di alamat email dan nomor telepon yang mengaku milik Morgachev tidak kunjung dibalas.

Selain itu, upaya untuk menghubunginya melalui media sosial dan tempat kerjanya saat ini, yang disebut-sebut sebagai Pusat Teknologi Khusus yang berbasis di Saint Petersburg, juga tidak memberikan respon.

Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera membalas pesan yang dikirimkan Reuters, begitu pula dengan FBI.

Baca juga: China Peringatkan AS Soal Konsekuensi Jika Respons terhadap Balon Mata-mata Meningkat

Tidak jelas informasi apa yang berhasil dicuri oleh para peretas atau seberapa signifikan informasi itu.

Kotak masuk email milik Morgachev berpotensi menyimpan informasi mengenai operasi peretasan Rusia, termasuk operasi terhadap Clinton dan Partai Demokrat.

Dalam dakwaannya, FBI menggambarkannya sebagai seorang perwira di badan mata-mata militer Rusia, yang masih dikenal dengan singkatan lamanya, GRU.

Dikatakan bahwa departemennya "didedikasikan untuk mengembangkan dan mengelola malware", termasuk perangkat lunak mata-mata "X-Agent" yang digunakan untuk meretas DNC.

Cyber Resistance merupakan salah satu dari beberapa kelompok peretas Ukraina yang mendapatkan pengawasan internasional sejak invasi Moskow ke Kyiv pada tahun lalu.

Dalam pesannya yang mengumumkan peretasan itu, kelompok tersebut mengatakan Morgachev sebagai "Seorang peretas yang sangat keren dan pintar, tapi Kami meretasnya."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas