Elon Musk PHK 6.000 Staf Twitter, Hanya Pertahankan 1.500 Karyawan
Elon Musk telah memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 6.000 staf Twitter sejak mengambil alih perusahaan, beber CEO Tesla.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk telah memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 6.000 staf Twitter sejak mengambil alih perusahaan, beber CEO Tesla itu kepada BBC dalam sebuah wawancara pada Selasa (11/4/2023).
Kini, platform media sosial itu hanya memiliki 1.500 karyawan.
Pada awal akuisisi, jumlah karyawan diperkirakan mencapai lebih dari 8.000 orang.
Pengurangan tersebut, setara dengan sekitar 80 persen dari staf perusahaan, lapor CNN.
"Itu tidak menyenangkan sama sekali dan terkadang bisa menyakitkan," kata miliarder itu kepada penyiar Inggris di kantor pusat Twitter di San Francisco.
Orang terkaya kedua di dunia mengatakan, bahwa "tindakan drastis" diperlukan ketika dia bergabung.
Baca juga: Elon Musk Ngaku Sudah PHK 80 Persen Karyawan Twitter
Musk menilai perusahaan sedang menghadapi "situasi arus kas negatif $3 miliar."
Dengan nilai tersebut, Twitter (TWTR) dengan hanya (bisa bertahan) "empat bulan untuk hidup," menurut perkiraannya.
“Ini bukan situasi peduli [atau] tidak peduli. Ini seperti, jika seluruh kapal tenggelam, maka tidak ada yang punya pekerjaan,” kata Musk.
Musk membeli Twitter seharga $44 miliar Oktober lalu.
Sempat batal beli Twitter
Setelah awalnya menawarkan untuk mengambil alih perusahaan pada April 2022, dia berusaha untuk keluar dari kesepakatan tersebut.
Saat itu, Musk beralasan merasa khawatiran tentang berapa banyak akun bot yang dimilikinya.
Baca juga: Elon Musk Dikecam Karena Makin Banyak Akun Media Pemerintah Rusia dan China Muncul di Twitter
Sejak itu dia merombak Twitter secara radikal: memecat eksekutif puncak, memangkas pekerjaan, dan memberlakukan kebijakan baru tentang bagaimana akun pengguna diverifikasi atau diberi label.