Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Kembali Tangkap Dua Pria Pengelola Kantor Polisi Rahasia China di New York

Dua pria kedapatan membuka pos polisi rahasia di kawasan Pecinan di Manhattan, New York, AS, pada awal 2022.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in AS Kembali Tangkap Dua Pria Pengelola Kantor Polisi Rahasia China di New York
Pixabay/SW1994
Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) menangkap dua pria karena diduga mengoperasikan sebuah "kantor polisi rahasia" di New York City atas nama China. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) menangkap dua pria karena diduga mengoperasikan sebuah "kantor polisi rahasia" di New York City atas nama China.

Dua orang pria bernama Liu Jianwang, 61 tahun, dan Chen Jinping, 59 tahun, membuka pos polisi rahasia di Pecinan Manhattan pada awal 2022, kata Departemen Kehakiman AS (DOJ) ketika mengumumkan dakwaan tersebut pada konferensi pers Senin (17/4/2023).

Dilansir dari Al Jazeera, jaksa AS untuk Distrik Timur New York, Breon Peace, mengatakan kedua orang itu telah terlibat dalam "penindasan transnasional yang menargetkan anggota komunitas diaspora China di New York City dan tempat lain di Amerika Serikat" atas perintah Beijing.

Keduanya didakwa bersekongkol untuk bertindak sebagai agen pemerintah China tanpa memberitahu pihak berwenang AS serta menghalangi keadilan.

Tuduhan kedua berkaitan dengan pengakuan keduanya bahwa mereka menghapus korespondensi dengan seorang pejabat dari Kementerian Keamanan Publik China, begitu mereka mengetahui jika mereka sedang diselidiki, kata pihak berwenang AS.

Kantor polisi rahasia dilaporkan menyediakan layanan dasar pemerintah China kepada warga negara itu, kata Peace, seraya menambahkan hal ini akan bertentangan dengan hukum AS karena didirikan tanpa persetujuan sebelumnya.

Berita Rekomendasi

"Setidaknya dalam satu kesempatan, seorang pejabat polisi nasional Tiongkok mengarahkan salah satu terdakwa, seorang warga negara AS yang bekerja di kantor polisi rahasia itu, untuk membantu menemukan seorang aktivis pro-demokrasi keturunan Tionghoa yang tinggal di California," ujar Peace.

"Dengan kata lain, polisi nasional Tiongkok tampaknya telah menggunakan kantor polisi tersebut untuk melacak seorang warga AS yang berada di wilayah AS, " sambungnya.

Baca juga: Pentagon Rilis Selfie Pilot AS yang Terbang di Atas Balon Mata-mata China Sebelum Ditembak Jatuh

Pihak berwenang AS mengatakan, kantor polisi itu ditutup pada musim gugur tahun lalu setelah kedua orang tersebut mengetahui mereka sedang diselidiki.

Jika terbukti bersalah, kedua terdakwa terancam hukuman lima tahun penjara karena berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah China dan hukuman 20 tahun penjara untuk tuduhan menghalangi keadilan.

Organisasi hak asasi manusia Spanyol, Safeguard Defenders, mengatakan China memiliki puluhan kantor polisi rahasia di seluruh dunia, termasuk di Inggris dan Amerika Serikat.

Baca juga: Direktur FBI Curigai Kantor Polisi Rahasia China di Amerika Serikat yang Dianggap Langgar Kedaulatan

Dalam sebuah laporan yang terbit pada September lalu, kelompok itu mengatakan kantor-kantor tersebut digunakan untuk "melecehkan, mengancam, mengintimidasi, dan memaksa para target untuk kembali ke China untuk dianiaya".

Sedangkan kementerian luar negeri Belanda mengatakan pada Oktober, pihaknya sedang menyelidiki laporan-laporan bahwa pemerintah Tiongkok telah mendirikan kantor polisi ilegal di Belanda untuk mengintimidasi para pembangkang.

Sementra Beijing menyebut laporan tersebut "sama sekali tidak benar".

China sebelumnya menggambarkan pos-pos di luar negeri itu sebagai kantor pelayanan bagi warga China yang berada di luar negeri dan membutuhkan bantuan untuk tugas-tugas birokrasi, seperti memperbarui surat izin mengemudi China.

Bulan lalu, pemerintah China menuduh Kanada mencemari reputasinya, setelah polisi federal Kanada mengumumkan mereka meluncurkan investigasi terhadap dugaan adanya pos polisi Tiongkok di negara tersebut.

"China telah ... secara ketat mematuhi hukum internasional dan menghormati kedaulatan yudisial semua negara," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Mao Ning, pada saat itu.

Kembali ke AS, dakwaan pada Senin merupakan salah satu dari serangkaian tindakan yang diumumkan oleh Departemen Kehakiman AS terhadap para tersangka agen-agen China.

Langkah-langkah ini diambil ketika hubungan Washington dan Beijing semakin tegang terkait keamanan di Pasifik, dugaan kegiatan mata-mata, dan konflik Taiwan, serta isu-isu lainnya.

Otoritas federal AS juga mengumumkan pada Senin adanya dua pengaduan kriminal terhadap 44 orang, termasuk 40 perwira di kepolisian nasional China.

Para tertuduh "diduga melakukan penindasan transnasional" dengan menargetkan penduduk AS "yang pandangan dan tindakan politiknya tidak disukai oleh pemerintah (China), seperti mengadvokasi demokrasi di (China)", kata pihak berwenang AS.

Dalam dua skema terpisah, para individu tersebut "membuat dan menggunakan akun media sosial palsu untuk melecehkan dan mengintimidasi" para pembangkang China yang tinggal di luar negeri.

Satu kelompok petugas diduga bekerja untuk "Kelompok Kerja Proyek Khusus 912", sebuah gugus tugas elit yang ditugaskan untuk menargetkan para pembangkang China di seluruh dunia, tambah pihak berwenang AS.

Hal itu sebagian besar dilakukan dengan menciptakan ribuan persona online palsu untuk menargetkan para pembangkang dengan propaganda dan ancaman. Petugas lainnya menargetkan para pembangkang melalui konferensi video online.

Pejabat Departemen Kehakiman AS David Newman mengatakan skema yang dituduhkan tersebut merupakan "kampanye multi-front untuk memperluas jangkauan dan dampak sistem otoriter ke Amerika Serikat dan tempat lain di seluruh dunia".

aksa AS untuk Distrik Timur New York, Breon Peace, mengumumkan dakwaan tersebut dalam konferensi pers pada Senin, 17 April 2023. Sumber:Andrew Seng untuk The New York Times.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas