Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Luar Negeri Australia: Perang Memperebutkan Taiwan Tidak Akan Ada Pemenangnya

Prioritas Australia pada saat ini adalah untuk menurunkan suhu antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menteri Luar Negeri Australia: Perang Memperebutkan Taiwan Tidak Akan Ada Pemenangnya
AFP/HANDOUT
Foto selebaran dari Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan yang dirilis pada 9 April 2023 ini menunjukkan tentara Taiwan mengawaki artileri anti-pesawat di dekat Taipei, saat China melakukan latihan militer di sekitar pulau yang diperintah sendiri itu. - China mensimulasikan "penyegelan" Taiwan selama hari ketiga permainan perang di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu pada 10 April, saat Amerika Serikat mengerahkan kapal perusak angkatan laut ke perairan yang diklaim Beijing untuk unjuk kekuatan. (Photo by Handout / Taiwan's Ministry of National Defense / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyampaikan perang memperebutkan Taiwan akan menjadi malapetaka untuk semua dan tidak akan ada pemenang sejati.

Menurutnya, prioritas negaranya adalah untuk menurunkan suhu antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (18/4/2023), berbicara di National Press Club, Wong mengecam spekulasi 'heboh' mengacu pada seri 'Siaga Merah' baru-baru ini di dua surat kabar besar tentang konflik Taiwan.

Baca juga: Sinyal Perang di Asia Kian Memanas, Kapal Perang AS Tampakan Diri di Selat Taiwan Bikin China Murka

Ia menyebutnya sebagai 'permainan ruang tamu yang paling berbahaya'.

The Age dan Sydney Morning Herald telah melaporkan bulan lalu bahwa China mungkin 'menyerbu' pulau itu dalam waktu tiga tahun.

"Australia menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo, serta ancaman kekerasan atau paksaan. Australia tidak ingin melihat persaingan kekuatan besar antara AS dan China 'meluncur ke dalam konflik'," tegas Wong.

Berita Rekomendasi

Dirinya mencatat bahwa wilayah tersebut menghadapi 'keadaan yang paling konfrontatif dalam beberapa dekade'.

"Tugas pemerintah Australia adalah menurunkan tensi yang memanas pada setiap potensi konflik, sambil meningkatkan tekanan pada pihak lain untuk melakukan hal yang sama," jelas Wong.

Wong pun membela pakta AUKUS baru-baru ini dengan AS dan Inggris, yang membuat Australia memutuskan kontrak untuk kapal selam konvensional dengan Prancis demi membeli kapal AS dan Inggris bertenaga nuklir.

China mengkritik langkah itu sebagai eskalasi yang berbahaya.

"Dengan memiliki kemampuan pertahanan kami sendiri yang kuat, dan dengan bekerja sama dengan mitra yang berinvestasi dalam kemampuan mereka sendiri, kami mengubah perhitungan untuk setiap agresor potensial," papar Wong.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) saat ini Anthony Albanese sedang mengejar kemandirian, alih-alih ingin mengikatkan dirinya pada hegemoni, dalam apa yang secara luas dianggap sebagai referensi untuk kritikus terkemuka dan sesama anggota Partai Buruh Paul Keating.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin kemarin, Keating menggambarkan konfrontasi antara AS dan China sebagai kebuntuan antara 'penduduk negara super di benua Asia dan kekuatan angkatan laut keliling yang berusaha mempertahankan keunggulan' dengan alasan perbedaan di antara mereka menyerupai konfrontasi blok yang kaku.

"Tugas kebijakan luar negeri utama Australia adalah untuk melunakkan kekakuan itu dengan mendorong kedua kekuatan untuk menemukan titik temu. Tidak ada yang dikatakan Penny Wong hari ini atas nama Australia dan menambahkan sedikit pun substansi untuk tugas mendesak itu," tegas Keating.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas