Bela Ukraina, 3 Negara Kecam Rusia saat Pimpin KTT Dewan Keamanan PBB di New York
Negara Barat mencaci Menlu Rusia saat memimpin KTT Dewan Keamanan PBB di New York pada Senin (24/4/2023). Sergei Lavrov memberikan jawabannya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah diplomat Barat mengecam Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, yang memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dewan Keamanan PBB di New York, AS, pada Senin (24/4/2023).
Rusia yang saat ini menjadi presiden Dewan Keamanan PBB, menghadiri KTT bertajuk "Pemeliharaan Perdamaian dan Keamanan Internasional".
Duta besar PBB Amerika Serikat (AS) Linda Thomas-Greenfield, Barbara Woodward dari Inggris Raya, dan Pascale Baeriswyl dari Swiss memanfaatkan pidato mereka untuk menyerang Menlu Rusia atas invasi negaranya di Ukraina.
Ketiganya menyuarakan kritik keras dan langsung terhadap Rusia dan Sergei Lavrov.
“Pemimpin munafik kita hari ini, Rusia, menginvasi tetangganya, Ukraina, dan menyerang jantung Piagam PBB," kata Linda Thomas-Greenfield, dikutip dari CNN Internasional.
Baca juga: Vladimir Putin Teken Dekrit Pengambilalihan Aset Rusia dari Dua Perusahaan Asing
"Perang ilegal, tidak beralasan, dan tidak perlu ini secara langsung bertentangan dengan prinsip kita yang paling umum – bahwa perang agresi dan penaklukan teritorial tidak pernah dapat diterima,” lanjutnya.
“Saat kita duduk di sini, agresi itu berlanjut. Saat kami duduk di sini, pasukan Rusia terus membunuh dan melukai warga sipil. Saat kita duduk di sini, pasukan Rusia sedang menghancurkan infrastruktur penting Ukraina," katanya.
"Saat kami duduk di sini, kami mempersiapkan diri untuk Bucha berikutnya, Mariupol berikutnya, Kherson berikutnya, kejahatan perang berikutnya, kekejaman berikutnya,” tambahnya.
Ia yang duduk di sebelah Sergei Lavrov terus mencecar pihak Rusia selama pidatonya.
“Invasi Rusia ke Ukraina, yang melanggar Piagam PBB dan hukum internasional, menyebabkan penderitaan dan kehancuran besar-besaran bagi negara dan rakyatnya, serta menambah dislokasi ekonomi global yang dipicu oleh pandemi Covid-19,” katanya.
"Ini tidak hanya menyangkut Ukraina atau Eropa. Karena hari ini Ukraina, tapi besok bisa jadi negara lain," tambahnya.
Baca juga: Ukraina Klaim Pasukan Rusia Deportasi Paksa Warga Sipil di Kherson
Sementara itu, Duta Besar PBB dari Inggris Raya juga menyerang Sergei Lavrov melalui pidatonya.
"Dunia telah melihat apa arti gagasan multilateralisme Rusia bagi dunia, yang menginjak-injak Piagam PBB dan perang yang telah membawa penderitaan yang tak terbayangkan ke Ukraina dan menjadi bencana yang tak tanggung-tanggung bagi Rusia juga," kata Barbara Woodward.
Rusia menduduki kursi Presiden Dewan Keamanan PBB pada 1 April 2023, peristiwa yang digambarkan sebagai 'lelucon April Mop'.
Baca juga: Rusia Kecam AS yang Tolak Visa Jurnalisnya untuk Liput Acara PBB di New York
Jawaban Rusia soal Invasi di Ukraina
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menanggapi dengan membela aksi militer negaranya.
Sergei Lavrov mengulang tuduhan Ukraina mempromosikan praktik Nazi dan melarang bahasa dan budaya Rusia dan rencana NATO untuk memperluas wilayahnya ke Ukraina.
"Bagaimanapun, operasi militer ini tidak semua tentang Ukraina tetapi juga tentang rencana Barat untuk mempengaruhi Pemerintah Ukraina dengan harapan melemahkan Rusia," kata Sergei Lavrov, seperti diberitakan AP News.
"Kami tidak dapat mempertimbangkan masalah Ukraina secara terpisah dari konteks geopolitik," lanjutnya.
"Ini tentang hubungan internasional yang akan terus dibentuk melalui pembentukan konsensus yang sehat atas dasar keseimbangan kepentingan, atau melalui kemajuan hegemoni AS yang agresif dan tidak stabil," katanya.
Ia menuduh AS dan sekutunya meremehkan diplomasi global, yayasan PBB, yang diciptakan untuk mencegah perang dunia ketiga.
Sergei Lavrov juga mengkritik keras aktivitas NATO di pasifik Barat, khususnya aliansi Australia, Inggris, dan AS, serta memperkuat hubungan AS dengan Jepang, Korea Selatan, dan sejumlah negara Asia Tenggara.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina