Mengapa Grup Tentara Bayaran Wagner Rusia Ada di Sudan? Apa Hubungannya dengan Perang di Ukraina?
Struktur Grup Wagner tertanam kuat di Sudan dan negara tetangga Republik Afrika Tengah, mengembangkan pengaruh politik yang signifikan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KHARTOUM - Para ahli mengklaim bahwa Grup Wagner berada di Sudan untuk memberikan akses kepada Rusia ke sumber daya dan membantu mendanai perang di Ukraina.
Grup Wagner Rusia telah hadir di Sudan sejak 2017.
Di tengah perebutan kekuasaan yang sedang berlangsung di negara itu, beberapa ahli telah menyatakan kekhawatiran mereka bahwa kelompok tentara bayaran tersebut dapat memicu konflik dan mungkin bertindak atas nama Kremlin.
"Sangat mengejutkan bahwa di manapun ada ketidakstabilan atau serangan terhadap demokrasi di Afrika, kelompok Wagner terlibat dan lebih sering mereka berada di pihak milisi. Lihat Burkina Faso misalnya, semua tambang negara diambil alih oleh wakil kelompok Wagner. Hal yang sama terjadi di Sudan dan di Mali," kata Pakar Keamanan dan Direktur Eksekutif Pusat Pemikir Keamanan dan Kontraterorisme Afrika, Emmanuel Kotin.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus Evakuasi WNI di Sudan, 3 Korban Dirawat di Rumah Sakit
Dikutip dari laman Euro News, Jumat (28/4/2023), menurut sejumlah penyelidikan internasional, tujuan Grup Wagner di Sudan adalah untuk memberikan akses bagi Rusia dalam mendapatkan sumber daya, yang kemudian digunakan Rusia untuk membiayai perang di Ukraina.
Salah satu tujuan utamanya adalah memperoleh emas, karena Sudan adalah produsen mineral terbesar ketiga di Afrika.
Lalu untuk siapa Grup Wagner melakukan misinya di Sudan?
Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) memperkirakan bahwa struktur Grup Wagner tertanam kuat di Sudan dan negara tetangga Republik Afrika Tengah, mengembangkan pengaruh politik yang signifikan, kepentingan komersial yang luas dan peran tentara bayaran.
GI-TOC mencatat bahwa 'tujuan utama Rusia di Sudan bukanlah untuk melindungi kekuatan politik Sudan, namun pada dasarnya untuk mendapatkan keuntungan besar dari sumber daya mineral negara itu'.
Perjanjian konsesi antara Kementerian Sumber Daya Mineral Republik Sudan dan M Invest yang dimiliki oleh pendiri grup Wagner, Yevgeny Prigozhin telah ditandatangani pada akhir 2017.
Baca juga: 25 Menolak Dievakuasi, Total 897 WNI Dievakuasi dari Khartoum Sudan
Meroe Gold, anak perusahaan M Invest di Sudan telah menerima hak istimewa dari otoritas negara, sebagai gantinya, menyerahkan 30 persen sahamnya di beberapa proyeknya.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) telah menjatuhkan sanksi pada perusahaan-perusahaan ini, Prigozhin mengklaim bahwa ia bukan penerima manfaat dari kelompok itu.
"Kami tahu ini adalah proses yang sangat rumit, sangat sulit untuk menentukan siapa yang ada di belakangnya? Bagaimana cara kerjanya? Siapa yang memberi perintah? Siapa yang bahkan berpotensi bertanggung jawab secara pidana atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)? Siapa yang bertanggung jawab atas transaksi keuangan?"