Gudang Minyak Rusia di Sevastopol Krimea Terbakar, Diduga akibat Serangan Drone
Gudang minyak Rusia di Sevastopol terbakar, diduga akibat serangan drone, Sabtu (29/4/2023) pagi. Sevastopol di Krimea sering jadi target serangan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Fasilitas penyimpanan minyak di kota Sevastopol, Rusia, menjadi sasaran pesawat tak berawak pada Sabtu (29/4/2023) sekira pukul 05.00 waktu setempat.
Gubernur Krimea yang ditunjuk Rusia, Mikhail Razvozhayev, mengatakan pesawat itu diduga pesawat UAV atau drone.
“Semua layanan keamanan dan penyelamatan ada di tempat kejadian. Area kebakaran sekitar 1.000 meter persegi,” tulis Mikhail Razvozhayev di Telegram.
Beberapa video yang dibagikan oleh saksi mata menunjukkan api besar menerangi langit yang masih gelap.
Rekaman yang diambil setelah fajar menunjukkan gumpalan asap hitam menutupi langit di atas kota Sevastopol.
Baca juga: 26 Warga Ukraina Tewas akibat Serangan Rudal Rusia di Uman, Dnipro, dan Kherson
“Tidak ada ancaman terhadap infrastruktur sipil dan kami memastikan tidak ada korban jiwa atau cedera” kata Gubernur Krimea, Mikhail Razvozhayev, dikutip dari Al Jazeera.
Mikhail Razvozhayev mengatakan status api diberi peringkat tertinggi dalam hal seberapa rumit pemadamannya.
Dia tidak mengatakan apakah pesawat tak berawak yang disebutnya sebagai penyebab kebakaran itu berasal dari Ukraina.
Pihak berwenang mendesak warga untuk tetap tenang karena setidaknya 60 petugas pemadam kebakaran, 18 kendaraan pemadam, dan kereta api bekerja untuk mengatasi kobaran api.
Baca juga: Dekrit Baru Putin: Warga Ukraina di 4 Wilayah Aneksasi Wajib Pindah Kewarganegaraan Rusia
Serangan di Sevastopol
Sebelumnya, pada Senin (24/4/2023), Rusia mengatakan Ukraina meluncurkan serangan di pangkalan angkatan laut Rusia di Sevastopol.
Satu drone berhasil dihancurkan oleh pasukan Rusia, sementara yang lain meledakkan diri di pelabuhan luar, tanpa ada fasilitas di Sevastopol yang rusak.
Pihak berwenang Ukraina tidak segera mengomentari serangan itu, dikutip dari AP News.
Sejak serangan sebelumnya di Sevastopol dan daerah lainnya, pejabat Ukraina berhenti secara terbuka mengklaim tanggung jawab.