Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dubes Hermono Geram, ART Indonesia di Malaysia Disiksa Selama 6 Bulan dan Gaji Tidak Dibayar

Dubes Hermono yang menjenguknya di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Erik S
zoom-in Dubes Hermono Geram, ART Indonesia di Malaysia Disiksa Selama 6 Bulan dan Gaji Tidak Dibayar
IST/Kedubes Indonesia di Malaysia
Dubes Indonesia untuk Malaysia, Hermono saat berbincang dengan pekerja rumah tangga asal Banyuwangi di Rumah Sakit Kuala Lumpur, Minggu (30/4/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia geram setelah melihat kondisi Pekerja Rumah Tangga (PRT) Indonesia yang disiksa dan dieksploitasi oleh majikannya.

Sebut saja Nani (bukan nama sebenarnya), mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan akibat disetrika dan disiram air panas. 

Baca juga: Kisah Pilu PRT Asal Banyuwangi di Malaysia, Tubuhnya Disetrika dan Disiram Air Panas oleh Majikan

Saat menjenguk PRT asal Banyuwangi (Jawa Timur), Hermono melihat, kedua mata wanita 39 tahun itu hitam lebam akibat pukulan majikan. 

Gajinya pun tidak dibayar sejak ia bekerja pada Maret 2022.

"Saya rasa ini harus menjadi perhatian serius keberlanjutan pengiriman PRT ke Malaysia,” kata Hermono dalam keterangannya, Senin (1/5/2023).

Kepada Dubes Hermono yang menjenguknya di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023, Nani menceritakan bahwa majikan mulai melakukan penyiksaan sejak September 2022. 

Berita Rekomendasi

Namun ia tidak berdaya karena dilarang ke luar rumah dan tidak diperbolehkan memegang alat komunikasi. 

Baca juga: 90 Persen PRT Adalah Perempuan dan Anak, Menteri PPPA Pastikan Kawal Pengesahan RUU PPRT

Karena tidak tahan punggung dan lengannya disetrika, ia berteriak sekuat tenaga hingga didengar oleh tetangganya. 

Teriakannya itulah yang mengakhiri penderitaan Nani setelah tetangga majikan melaporkan kepada kantor Polisi setempat.

Nani menceritakan bahwa penyiksaan yang dialaminya selalu dilakukan di depan majikan laki-laki dan anak-anaknya, namun tidak ada yang mencegah kebrutalan majikan perempuan. 

"Akar masalah terus berlanjutnya pelecehan terhadap  hak-hak dan martabat PMI di Malaysia bisa jadi karena adanya semacam superiority complex (sikap merendahkan) sebagian orang Malaysia terhadap PMI dan rasa tidak takut atas konsekuensi hukum," kata Hermono.

Terlihat jelas bekas luka lama di beberapa bagian tubuh Nani. 

Baca juga: BP2MI Jelaskan Soal Adanya Surat Terbuka dari PMI di Hongkong

Rambutnya yang semula panjang pun digunting paksa dengan cara diseret ke kamar mandi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas