Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Junta Myanmar Bebaskan 2.153 Tahanan Politik Bertepatan dengan Hari Raya Waisak

Junta Myanmar membebaskan 2.153 tahanan politik bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak pada Minggu (4/6/2023).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Junta Myanmar Bebaskan 2.153 Tahanan Politik Bertepatan dengan Hari Raya Waisak
STR/AFP
Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Junta Myanmar membebaskan 2.153 tahanan politik bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak pada Minggu (4/6/2023).

Mengutip pernyataan yang ditandatangani oleh Sekretaris Dewan Militer Letnan Jenderal Aung Lin Dwe, ribuan tahanan yang dipenjara karena tuduhan hasutan akan dibebaskan atas alasan kemanusiaan, Myanmar Now melaporkan pada Rabu (4/5/2023).

Seperti diketahui, Junta Myanmar menindak lawan-lawannya dengan tindakan keras mematikan.

Junta juga menahan ribuan orang sejak merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih, Aung San Suu Kyi dalam kudeta Februari 2021 kemarin.

Dilansir Al jazeera, tahanan yang dituduh menghasut, pelanggaran di mana mendorong perbedaan pendapat melawan militer adalah ilegal, menghadapi hukuman tiga tahun penjara.

Tahanan yang dibebaskan pada hari Rabu diberi tahu bahwa mereka akan ditahan lagi jika melakukan pelanggaran yang sama lagi.

Baca juga: Komisi I DPR Minta Pemerintah Pastikan Keselamatan PMI Korban TPPO di Myanmar

Dalam laporan terpisah, Guardian melaporkan bahwa Min Aung Hlaing telah mengubah hukuman mati dari 38 tahanan menjadi penjara seumur hidup.

BERITA REKOMENDASI

Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

ABC News melaporkan, Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara mengambil alih kekuasaan.

Pengambilalihannya memicu protes damai yang ditekan pasukan keamanan dengan kekerasan berdarah.

Kekerasan sejak itu meningkat dengan munculnya perlawanan bersenjata di seluruh negeri dan upaya militer besar-besaran untuk menekannya.

Hingga Selasa (2/5/2023), 3.452 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak militer mengambil alih, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Baca juga: Populer Internasional: Israel Serang Jalur Gaza setelah Kematian Aktivis - 20 WNI Disekap di Myanmar

Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun.
Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun. (STR/AFP)

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan Selasa bahwa 17.897 orang yang ditahan sejak pengambilalihan tentara tahun 2021 tetap ditahan.

Pembebasan tahanan tampaknya merupakan upaya pemerintah militer garis keras untuk melunakkan citranya sebagai pelanggar hak asasi manusia utama.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas