Update Perang Saudara di Sudan Hari ke-24: 700 Orang Tewas, 479 di Antaranya Warga Sipil
Arab Saudi berperan sebagai mediator dan mempertemukan utusan dari pihak-pihak bertikai di Sudan, tentara nasional (SAF) dan RSF.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran di Khartoum, Sudan, Afrika Utara masih terus berkecamuk.
Perang saudara di Sudan kini telah memasuki hari ke-24 sejak meletus pada 15 April 2023.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang saudara di Sudan berikut ini yang dikutip dari Al Jazeera:
1. Update situasi pertempuran
- Pertempuran di Ibu Kota Khartoum, Sudan terus berkecamuk pada Minggu (7/5/2023).
Arab Saudi berperan sebagai mediator dan mempertemukan utusan dari pihak-pihak bertikai di Sudan, tentara nasional (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) untuk melakukan pembicaraan damai.
- Hiba Morgan dari Al Jazeera, melaporkan dari Khartoum bahwa tentara Sudan menjelaskan pertemuan tersebut bukan pembicaraan damai.
Baca juga: Pertempuran Berlanjut di Sudan Saat Para Mediator Berupaya Akhiri Konflik
"(Pertemuan) hanya dimaksudkan untuk membuka koridor kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan bantuan dan mereka yang ingin meninggalkan ibukota," ungkapnya.
- Ahmed al-Amin, seorang penduduk distrik Haji Yousif di Khartoum timur laut, mengatakan kepada kantor berita AFP pada Minggu (7/5/2023) bahwa dia “melihat jet tempur terbang di atas kepala kami dan mendengar suara ledakan dan tembakan anti-pesawat”.
2. Update situasi kemanusiaan
- Sejak pertempuran meletus di Khartoum, UNHCR telah mendaftarkan lebih dari 30.000 orang menyeberang ke Sudan Selatan, lebih dari 90 persen di antaranya adalah orang Sudan Selatan.
Jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, katanya.
- Di Mesir, setidaknya 64.000 orang telah menyeberang ke negara itu, yang sudah menjadi rumah bagi sekitar empat juta orang Sudan.
Baca juga: Perwakilan Angkatan Bersenjata Sudan & RSF Tiba di Arab Saudi Bahas Gencatan Senjata
- Ribuan juga telah menyeberang ke negara tetangga Ethiopia, kebanyakan warga negara ketiga.