Gedung Putih Tegaskan Tidak akan Menormalisasi Hubungan dengan Suriah
Amerika Serikat menegaskan tidak akan bergerak untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan rezim Suriah Bashar al-Assad.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak akan berusaha memulihkan hubungan diplomatik dengan rezim Suriah di bawah kepemimpinan Bashar al-Assad, lapor Anadolu Agency.
Pernyataan tersebut disampaikan Gedung Putih pada Senin (8/5/2023).
Semakin banyak negara kawasan telah bergerak untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.
Tak luput, sekutu dekat AS.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Washington melakukan kontak dengan mereka yang memilih melakukan normalisasi hubungan untuk membahas proses tersebut.
"Kami telah berkonsultasi dengan mitra kami tentang rencana mereka, dan memperjelas bahwa kami tidak akan menormalisasi hubungan dengan rezim Assad, dan sanksi kami tetap berlaku penuh," kata Jean-Pierre kepada wartawan.
Baca juga: Apa Dampak Normalisasi Arab bagi Rakyat Suriah?
Kembali ke Liga Arab
Menteri luar negeri dari negara-negara anggota Liga Arab setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah setelah penangguhannya lebih dari 10 tahun yang lalu, menurut media pemerintah Irak.
Para menteri memilih kembalinya Suriah ke markas besar Liga Arab di Kairo pada Minggu (7/5/2023).
Keputusan itu dibuat sebelum KTT Liga Arab di Arab Saudi pada 19 Mei 2023 dan di tengah kesibukan normalisasi hubungan regional dengan Damaskus dalam beberapa pekan terakhir.
Keanggotaan Liga Arab Suriah dicabut setelah Presiden Bashar al-Assad memerintahkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pada Maret 2011.
Langkah tersebut yang mendorong negara itu ke dalam perang saudara yang telah menewaskan hampir setengah juta orang dan menelantarkan 23 juta lainnya.
Baca juga: ISIS Bunuh Puluhan Pemburu Jamur di Suriah
Ketika al-Assad memperkuat kendalinya atas wilayah Suriah, negara-negara Arab telah berusaha untuk menormalkan hubungan, bekerja menuju "jalur politik yang dipimpin Arab" dalam menyelesaikan krisis, kata diplomat tinggi Yordania, menurut kantor berita The Associated Press.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)