Kemenlu RI Ungkap Kondisi Diplomat RI yang Diserang Saat Kirim Bantuan di Myanmar
Rombongan yang turut membawa diplomat Indonesia mendapatkan sambutan yang tidak menyenangkan dalam perjalanan saat akan memberikan bantuan kemanusiaan
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rombongan yang turut membawa diplomat Indonesia mendapatkan sambutan yang tidak menyenangkan dalam perjalanan saat akan memberikan bantuan kemanusiaan di Myanmar.
Mobil pembawa rombongan yang melakukan perjalanan di Kota Taunggyi di Negara Bagian Shan, Myanmar timur, diserang oleh kelompok bersenjata tak dikenal.
Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan kondisi para diplomat tersebut dalam keadaan baik, bahkan sudah kembali bekerja.
"Kondisi mereka baik dan sudah bekerja kembali di Yangon," kata Faizasyah, Selasa (9/5/2023).
Bantuan tersebut dari AHA Center, lembaga penanggulangan bencana di kawasan ASEAN.
Jubir Kemlu mengatakan kemungkinan serangan terjadi sebelum bantuan diberikan kepada masyarakat di Myanmar yang membutuhkan.
Belum ada pernyataan siapa yang bertanggung jawab atas aksi tersebut.
Menanggapi serangan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau "Five-Point Consensus".
Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.
Menurut Presiden Jokowi, berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia dan melalui keketuaannya di ASEAN mampu memfasilitasi The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
Setelah tertunda cukup lama karena masalah akses, Presiden mengatakan, joint needs assessment mampu diselesaikan, namun disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga telah menjelaskan bahwa ada dua tahap bantuan kemanusiaan untuk Myanmar.
Tahap pertama terkait dengan life saving, telah selesai dilakukan karena terkait dengan bantuan penanggulangan COVID-19, dan tahap kedua life sustaining.
Baca juga: Rombongan Diplomat RI Ditembaki saat Kirim Bantuan ke Myanmar, Begini Tanggapan Presiden Jokowi
"Tahap kedua ini sempat alami hambatan karena kurangnya akses kepada AHA Centre untuk menjangkau penduduk yang memerlukan terutama di wilayah-wilayah yang di luar kontrol militer Myanmar," ujar Retno.