Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenderal Militer Sudan: Tak Ada Manfaat Berdialog dengan RSF Tanpa Gencatan Senjata

Dialog yang didukung Amerika Serikat (AS) itu dimulai pada Sabtu lalu antara SAF dan RSF paramiliter saingannya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jenderal Militer Sudan: Tak Ada Manfaat Berdialog dengan RSF Tanpa Gencatan Senjata
AFP/-
Gambar yang diambil pada 16 April 2023 ini menunjukkan tentara Sudan, yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, memeriksa pangkalan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di kota Laut Merah, Port Sudan. - Pejuang perang di Sudan mengatakan mereka telah menyetujui jeda kemanusiaan selama berjam-jam, termasuk untuk mengevakuasi yang terluka, pada hari kedua pertempuran kota yang mengamuk yang menewaskan lebih dari 50 warga sipil termasuk tiga staf PBB dan memicu protes internasional. (Photo by AFP) 

Namun mungkin ada dialog tentang penyelesaian yang langgeng, hanya setelah kedua belah pihak mencapai gencatan senjata permanen di Khartoum, di mana beberapa pertempuran berpusat.

"Kami percaya solusi damai adalah jalan yang ideal untuk menangani krisis ini," papar diplomat itu.

Namun saksi mata menyampaikan bahwa suara serangan udara dan bentrokan kembali bergema di Khartoum pada Senin lalu

Tidak ada pihak yang secara terbuka memberi isyarat bahwa mereka terbuka untuk konsesi.

Hiba Morgan dari Al Jazeera melaporkan dari Khartoum dan mengatakan telah terjadi pertempuran sengit antara RSF dan SAF.

"Ada serangan udara berat yang diluncurkan oleh jet tempur SAF di sekitar istana kepresidenan dan di bagian tengah Khartoum. Sepanjang hari kami bisa melihat asap mengepul dari sekitar daerah itu serta di Nil timur, di mana penduduk mengatakan serangan udara juga diluncurkan oleh jet tempur SAF," kata Morgan.

Di kota Khartoum Utara, ada juga laporan penembakan artileri.

Berita Rekomendasi

Warga yang berada di sana mengatakan kemungkinan 'rudal darat ke udara yang ditembakkan oleh RSF terhadap jet tempur SAF'.

Sementara itu, dokter mengatakan situasi di rumah sakit di sekitar Khartoum sangat memprihatinkan.

Menurut Morgan, mereka kehabisan obat, kekurangan staf dan sangat membutuhkan bantuan.

Seorang dokter berusia 28 tahun, Mahjoub Salah menyaksikan pertempuran sengit dan seorang tetangga tertembak pada bagian perutnya di distrik Al Amarat di pusat Khartoum pada bulan lalu, sebelum menyewa sebuah flat untuk keluarganya di selatan ibu kota.

"Kami masih menunggu paspor kami dikeluarkan, namun kami tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Maka rencana kami adalah melakukan perjalanan dari Port Sudan ke Arab Saudi," kata Salah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas