Jubir Rusia Berhenti Temui Pers Barat, Sebut Hasil Wawancara Selalu Berbeda
Jubir Rusia Dmitry Peskov berhenti temui pers Barat, singgung media Kremlin yang diblokir Uni Eropa. Pers Barat dinilai selalu mengubah kata-katanya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengatakan dirinya berhenti memberikan wawancara ke media pers Barat sejak tahun 2022 karena mereka selalu memutarbalikkan kata-katanya.
Hal ini ia sampaikan saat media Serbia, ATV, bertanya mengapa pers besar Barat seperti AP News hanya memiliki foto arsip atau video Dmitry Peskov dan tidak pernah mewawancarainya.
"Saya memutusnya karena mereka tidak akan mengatakan yang sebenarnya," kata Dmitry Peskov kepada ATV, Rabu (10/5/2023).
"Kami memberikan beberapa wawancara, tetapi mereka mendistorsi segalanya, mengubah arti sesuatu,” jelas juru bicara Kremlin itu.
“Mungkin beberapa jurnalis ingin mengatakan yang sebenarnya, tetapi editor mereka tidak mengizinkannya,” kata Peskov.
Baca juga: Rusia Beri Alasan Putusnya Hubungan dengan Barat dan Awal Perang Ukraina
Pemerintahan Rusia kemudian memutuskan untuk berhenti menerima wawancara dengan pers Barat.
"Jadi Kremlin setuju bahwa kontak lebih lanjut dengan media Barat tidak ada gunanya," lanjutnya.
“Saya membuat keputusan: sampai saya melihat media Barat menunjukkan minat pada kebenaran, kami tidak akan berkomunikasi dengan mereka,” kata Peskov kepada ATV.
“Untuk foto saya, satu sudah cukup – mengapa mereka membutuhkan lebih banyak?” katanya.
Baca juga: Pipa Minyak Terpanjang Dunia Milik Rusia Dibombardir, Ukraina Jadi Tersangkanya
Uni Eropa Sensor Media Rusia
Juru bicara Putin juga menyinggung fakta Barat telah menyensor media Rusia dan bahkan jurnalis individu.
Hal ini ia anggap sebagai pengkhianatan total terhadap prinsip kebebasan persnya sendiri.
“Kolektivitas Barat telah lama menikmati monopoli media,” kata Peskov kepada ATV.
Ia lalu menyebutkan media berbahasa Inggris yang memiliki jejak terbesar di dunia, mulai dari surat kabar, TV hingga kantor berita.
“Tidak mungkin untuk mendobrak monopoli itu secara tiba-tiba,” jelasnya.
“Tapi ketika kami mencoba sedikit bersaing dengan mereka, mereka langsung histeris. Mereka langsung memperlihatkan yang sebenarnya dan menunjukkan tidak ada kebebasan pers di sana," kata Peskov.
"Saat media mana pun membuat mereka 'tidak nyaman', yang mulai menampilkan sudut pandang yang berbeda dari arus utama mereka, media itu kemudian dilarang di sana," lanjutnya.
Baca juga: Kemenhan Rusia Ancam Wagner, Disebut Pengkhianat jika Mundur dari Bakhmut Ukraina
Pernyataan Dmitry Peskov menyindir Uni Eropa yang melarang media pemerintah Rusia seperti RT dan Sputnik, hingga penyiar publik VGTRK sejak Maret 2023.
Bahkan, YouTube juga melarang media itu menggunakan platform-nya secara global.
Kanada telah melarang RT.
Sementara, Jerman dan Prancis membekukan akun RT di negara mereka dan memaksa mereka menutup kantornya.
“Mereka memberi sanksi kepada jurnalis. Itu sepertinya tidak terpikirkan 10 tahun lalu,” kata Dmitry Peskov kepada ATV.
“Tidak ada kebebasan berbicara di sana. Jika Anda tidak berpikir seperti mereka, Anda akan dikenai sanksi,” lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.