Rusia Beri Alasan Putusnya Hubungan dengan Barat dan Awal Perang Ukraina
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov, beri alasan putusnya hubungan dengan Barat dan awal perang Ukraina. Ia mengatakan Barat lakukan beberapa kesalahan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
"Ketika bukti dari janji-janji itu muncul, Barat berdalih mereka tidak melakukan apa pun secara tertulis," kata Dmitry Peskov.
Ia juga mengaitkan permasalahan ini dengan kudeta di Ukraina pada 2014.
“Negara-negara Baratlah yang mengorganisir kudeta (Maidan) di Ukraina pada 2014, di jantung Eropa,” jelas Dmitry Peskov.
“Mereka mungkin sudah lupa, jadi kami terus mengingatkan mereka," lanjutnya.
Baca juga: Jurnalis Prancis Tewas dalam Serangan Roket Rusia di Ukraina
Dia mengemukakan fakta, diplomat AS Victoria Nuland membagikan kue-kue kepada para pengunjuk rasa Maidan.
Peskov juga mengingatkan bagaimana pemerintah Jerman, Prancis, dan Polandia memberikan jaminan kepada Presiden Yanukovich di Ukraina soal kudeta, kemudian diinjak-injak.
“Negara bagian yang sama menutup mata mereka selama delapan tahun, sementara rezim Kiev menggunakan tank dan artileri melawan rakyatnya sendiri,” kata Dmitry Peskov.
“Mereka memanggil orang-orang yang menentang kudeta separatis dan membom serta membunuh mereka."
"Negara-negara yang sama menolak untuk mengatakan sepatah kata pun untuk mengutuk rezim Kiev, dan kemudian menolak untuk berbicara dengan Presiden Putin ketika dia mengusulkan kesepakatan tentang jaminan keamanan untuk Rusia,” katanya kepada media ATV.
Menurutnya, peran Barat dalam kudeta itu membuat Ukraina semakin bersimpati pada Barat, yang menyebarkan Rusophobia (anti-Rusia).
"Dengan Ukraina menjadi negara anti-Rusia dan berusaha untuk bergabung dengan NATO, Rusia terpaksa membela kepentingannya, dan nyawa rakyat Donbass," kata Dmitry Peskov.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina