Dokumen Bocor Ungkap Bos Wagner Tawarkan Informasi Posisi Tentara Rusia kepada Intelijen Ukraina
Bos Wagner Yevgeny Prigozhin dilaporkan mencoba "menjual" tentara Rusia kepada Ukraina. Ia berniat memberitahu di mana posisi pasukan Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kepala tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin berulang kali menawarkan untuk memberi tahu posisi pasukan Rusia kepada badan intelijen federal Ukraina.
Laporan itu didapat dari dokumen bocor yang diperoleh The Washington Post.
Dokumen yang bocor itu awalnya beredar di Discord oleh Jack Teixeira, seorang penerbang berusia 21 tahun di unit Garda Nasional di Massachusetts AS.
Dalam dokumen itu, tawaran Yevgeny Prigozhin tersebut dilaporkan dibuat pada akhir Januari.
Sebagai gantinya, Prigozhin meminta agar Ukraina menarik pasukannya dari kota timur Bakhmut, kata laporan itu.
Dokumen-dokumen itu tidak merinci posisi tentara Rusia mana yang ada dalam penawaran Prigozhin.
Baca juga: Kemarahan Bos Wagner Rusia di Media Sosial Makin Menjadi saat Perang di Bakhmut Berkecamuk
Sementara itu, pejabat Ukraina dilaporkan memutuskan untuk tidak menerima tawaran Prigozhin, dengan alasan kurangnya kepercayaan.
Dua pejabat Ukraina telah mengonfirmasi adanya komunikasi antara Prigozhin dan badan intelijen kepada The Washington Post.
Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan menolak mengomentari masalah tersebut dalam sebuah wawancara dengan WaPo.
Berita tentang tawaran kesepakatan Prigozhin muncul setelah banyak bentrokan publik yang memanas antara bos Wagner dengan kementerian pertahanan Rusia atas strategi Moskow di Ukraina.
Baru minggu lalu, Prigozhin merilis video berisi kata-kata kotor yang menyinggung upaya perang Rusia.
Hal itu menimbulkan spekulasi tentang apakah dia merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Beberapa hari sebelumnya, bos Wagner mengumumkan akan menarik tentara bayarannya dari Bakhmut setelah berulang kali mencemooh Moskow karena gagal mengirimkan cukup amunisi dan sumber daya lain.
Baca juga: Rusia Klaim Ukraina Gunakan Rudal Storm Shadow dari Inggris untuk Serang Luhansk
Video tersebut menampilkan cuplikan pejuang Rusia yang tewas di sebuah lapangan.
Perseteruan telah meningkat sedemikian rupa sehingga beberapa orang di Kremlin mengharapkan dinas keamanan Moskow turun tangan, menurut outlet Meduza.
“Selama Wagner ada di garis depan, ada sedikit bahaya bagi Prigozhin, dia memiliki kesempatan untuk berdialog langsung dengan presiden."
"Tetapi jika terus seperti ini, pasukan keamanan resmi pasti akan menghentikannya,” kata sumber yang dekat dengan Kremlin kepada outlet tersebut.
Menurut laporan Washington Post, pemerintahan Vladimir Putin kemungkinan sudah mencurigai bahwa bos Wagner berkomunikasi dengan intelijen Ukraina.
Dokumen Lain: Hubungan Prigozhin dan Putin menegang selama berbulan-bulan
Menurut dokumen bocor lainnya yang didapatkan The Washington Post, kepemimpinan militer Rusia mengalami kesulitan selama berbulan-bulan untuk menanggapi Prigozhin yang mengeluh tentang kurangnya amunisi untuk pasukannya.
Prigozhin juga secara pribadi meminta Putin untuk campur tangan sebelum memposting serangkaian video online yang mengkritik Kremlin.
"Kata-kata kasarnya menunjukkan bahwa permohonannya (Prigozhin) tidak didengarkan," lapor Post.
Mengutip Insider, hubungan Prigozhin dengan Putin dimulai pada 1990-an setelah taipan bisnis itu mendirikan perusahaan katering yang sering melayani pemimpin Rusia dan Kremlin.
Prigozhin bahkan mendapat julukan "koki Putin."
Baca juga: 4 Pesawat Militer Rusia Jatuh di Perbatasan Ukraina
Tetapi keterampilan Prigozhin tidak terbatas pada dunia kuliner.
Dia juga membiayai Badan Riset Internet yang berusaha mengganggu pemilu AS, menurut dakwaan tahun 2018 dari Departemen Kehakiman.
Dengan Putin, Prigozhin menemukan sekutu yang kuat.
Keduanya menjadi teman dekat.
Prigozhin menjabat sebagai penasihat informal presiden Rusia, memberikan saran strategis kepada Putin tentang strategi internasional dan, akhirnya, operasi militer.
Prigozhin lantas mendirikan Grup Wagner pada tahun 2014, meski bisnis tersebut tidak terdaftar secara hukum di Rusia dan tentara bayaran adalah ilegal berdasarkan hukum Rusia, menurut Times.
Tetapi Wagner menjadi layanan militer swasta de-facto untuk Kremlin, yang dikerahkan selama aneksasi Krimea, serta di seluruh Afrika dan Timur Tengah.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.