Sebanyak 605 Jasad Korban ISIL Digali dari Kuburan Massal di Irak Utara
Sebanyak 605 jasad korban pembunuhan yang dilakukan oleh ISIL (ISIS) digali dari kuburan massal di dekat situs penjara di Irak utara selama dua tahun
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga pemerintah mengungkapkan sebanyak 605 jasad korban pembunuhan yang dilakukan oleh ISIL (ISIS) digali dari kuburan massal di dekat situs penjara di Irak utara selama dua tahun terakhir.
ISIL mengambil alih sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada 2014 lalu.
Mereka membawa narapidana dari penjara yang ada di wilayah utara Badush dan membunuh mereka di dekat aliran air, terang Departemen Kuburan Massal di Foundation of Martyrs.
Kepala departemen Dhiaa Karim dalam konferensi pers di Baghdad pada Minggu (14/5/2023), menerangkan proses pembukaan kuburan memakan waktu lebih dari dua tahun dan menghasilkan 605 jenazah.
Konferensi pers tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Hukum Medis terkait negara ( MLD), menurut kantor berita negara Irak INA.
"Proses pembukaan dan penggalian kuburan dilakukan dengan dukungan International Commission on Missing Persons dan tim investigasi internasional setelah keluarnya keputusan pembukaan kuburan," ujarnya.
Baca juga: Irak: Melihat penampakan terbaru Museum Mosul setelah dihancurkan ISIS
Menurut Karim, 401 bagian tubuh dan 204 tubuh utuh ditemukan dan diserahkan ke MLD untuk diidentifikasi karena terkena peristiwa seperti banjir dan perubahan iklim.
Kantor berita negara mengatakan sejauh ini 78 jenazah korban telah diidentifikasi.
Pemerintah Irak mengumumkan kemenangan militer melawan ISIL pada Desember 2017.
Dikutip Al Jazeera, Irak sejak itu telah menemukan kuburan massal orang-orang yang diduga telah dibunuh oleh ISIL di beberapa daerah di negara itu.
Kuburan massal lainnya juga telah ditemukan beberapa tahun lalu.
Sisa-sisa kekerasan dari invasi mantan pemimpin otoriter Saddam Hussein ke negara tetangga Iran selama tahun 1980-an, Perang Teluk 1991, invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2003 ke Irak, dan tahun-tahun pertumpahan darah sektarian.
Baca juga: Taliban Bunuh Pemimpin ISIS-K yang Rencanakan Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul
Kekerasan selama beberapa dasawarsa membuat Irak sekarang menjadi salah satu negara dengan jumlah orang hilang tertinggi di dunia, menurut Komite Palang Merah Internasional.
PBB mengatakan lebih dari 200 kuburan massal telah dikaitkan dengan ISIL saja, berisi ribuan mayat.