Negara Bagian Assam di India Minta Polisi Turunkan Berat Badan atau Pensiun Dini
Negara bagian Assam di India minta polisi yang dinyatakan gemuk untuk menurunkan berat badan dalam beberapa bulan atau memilih pensiun dini.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Petugas polisi di negara bagian Assam di India diminta untuk menurunkan berat badan dalam beberapa bulan atau pensiun dini dari kepolisian.
Direktur Jenderal Polisi Assam, GP Singh mengatakan, indeks massa tubuh (BMI) semua petugas akan dicatat secara profesional mulai pertengahan Agustus 2023.
Petugas dalam kategori 'gemuk' kemudian akan diberikan waktu hingga November 2023 untuk mengurangi berat badan atau pensiun dini.
"Orang dengan kondisi medis seperti tiroidisme akan dibebaskan," kata GP Singh, direktur jenderal polisi Assam, dikutip dari BBC Internasional.
GP Singh mengatakan dalam sebuah tweet, dia akan menjadi yang pertama di kepolisian untuk mencatat BMI-nya.
Baca juga: India Membangun Jembatan Kereta Api Tertinggi di Dunia di Kashmir
Beberapa minggu yang lalu, menteri utama Assam mengatakan, sekitar 300 personel polisi di negara bagian Assam akan diminta pensiun dini karena mereka kebiasaan 'minum' dan tidak sehat secara fisik.
Dia mengatakan itu adalah bagian dari latihan untuk menurunkan angkat kematian dari kepolisian.
Penelitian telah menemukan fakta, petugas polisi India sering bekerja dalam waktu yang lama dan tidak teratur tanpa istirahat atau istirahat yang layak.
Baca juga: Elon Musk Bangun Pabrik Tesla di India Demi Kuasai Bisnis Mobil Listrik Wilayah Asia
Program Kebugaran untuk Polisi India
Pada tahun 2018, Kepala Polisi Cadangan Negara Bagian Karnataka (KSRP) mengaku prihatin dengan meningkatnya jumlah petugas gemuk di kepolisian.
Bhaskar Rao membuat keputusan setelah lebih dari 100 petugas meninggal akibat penyakit terkait gaya hidup hanya dalam 18 bulan.
Penyakit gaya hidup umumnya disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol, narkoba dan merokok, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
“Sekitar 150 polisi, berusia 40-50 tahun, meninggal setiap tahun karena penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup. Banyak dari mereka memiliki riwayat masalah jantung, tekanan darah dan diabetes, serta kebiasaan minum dan merokok yang berat,” kata Bhaskar Rao, dikutip dari Independent UK.
“Tingkat kematian seperti itu di kepolisian tidak dapat diterima. Beberapa disiplin dan pola makan yang sehat dapat membuat perbedaan besar," lanjutnya.
Baca juga: India Jadi Negara Peminum Wiski Terbanyak di Dunia, Mengalahkan Prancis
Negara bagian Karnataka telah memulai proses ini sejak tahun 2018.
Mereka memulai dengan pemantauan gula dan indeks kesehatan lainnya.
"Dalam 18 bulan terakhir, 153 orang kami telah meninggal. Dari jumlah tersebut, 24 meninggal dalam kecelakaan lalu lintas dan sembilan bunuh diri."
"Sisanya meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seperti masalah jantung dan diabetes."
"Ini adalah peringatan terbesar yang bisa didapatkan oleh sebuah kekuatan," tambahnya.
BMI dihitung dengan membagi berat badan seseorang dengan kuadrat tinggi badannya.
Metode ini digunakan oleh banyak dokter, penyedia layanan kesehatan, dan perusahaan asuransi di seluruh dunia untuk memutuskan apakah seseorang sehat, kelebihan berat badan, atau obesitas.
Namun, BMI juga sangat kontroversial karena beberapa ahli berpendapat menggunakan BMI sebagai ukuran kesehatan adalah metode yang tidak akurat dan tidak ilmiah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Polisi India