Wanita di China Berhenti dari Pekerjaannya untuk Jadi Seorang Anak Full Time, Digaji Orang Tuanya
Wanita di China berhenti dari pekerjaan kantornya untuk menjadi seorang anak di rumah. Ia pun digaji orang tuanya 4.000 yuan (Rp 8,5 juta) per bulan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Cerita seorang wanita yang berhenti dari pekerjaannya untuk menjadi seorang anak "full time", viral di media sosial China.
Wanita tersebut bahkan digaji oleh orang tuanya sebesar 4.000 yuan (Rp 8,5 juta) per bulan selayaknya bekerja kantoran pada umumnya.
Nianan, 40 tahun, telah bekerja selama 15 tahun di sebuah kantor berita, South China Morning Post melaporkan.
Pada 2022, ia mengalami perubahan dalam tugasnya yang membuatnya mengalami stres tingkat tinggi.
Ia juga tertekan karena harus selalu siap siaga 24 jam sehari.
Saat itu lah orang tua Nianan turun tangan.
Baca juga: Komedian Malaysia Uncle Roger Melucu Soal China, Media Sosialnya Langsung Ditangguhkan
"Mengapa tidak berhenti saja? Kami akan mengurusmu secara finansial," ujar orang tua Nianan kepadanya.
Nianan ditawari gaji 4.000 yuan per bulan dari pensiunan orang tuanya sebesar 100.000 yuan.
Ia pun menerimanya dan berdedikasi menjadi seorang putri penuh waktu.
Nianan menyebut pekerjaannya diisi dengan cinta.
Ia melakukan berbagai pekerjaan harian rutin.
Di pagi hari, ia menghabiskan satu jam senam dengan orang tuanya dan menemani mereka berbelanja.
Sedangkan di malam hari, ia memasak makan malam bersama ayahnya.
Selain itu, Nianan bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan elektronik, bekerja sebagai sopir, dan mengatur satu atau dua agenda liburan keluarga setiap bulan.
Saat bersantai bersama orang tuanya, Nianan mengakui sumber tekanan terbesar tetaplah keinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang.
Namun, orang tuanya terus meyakinkan dia dengan mengatakan:
Baca juga: Komedian Malaysia Uncle Roger Melucu Soal China, Media Sosialnya Langsung Ditangguhkan
“Jika kamu menemukan pekerjaan yang lebih cocok, kamu bisa melakukannya."
"Jika kamu tidak ingin bekerja, tinggallah di rumah dan habiskan waktu bersama kami.”
Konsep "putri penuh waktu" adalah alternatif bagi kaum muda di China yang menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif dan kesibukan "996", yakni bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, enam hari seminggu.
Masih mengutip SCMP, alternatif pekerjaan lain yang semakin populer adalah menjadi pekerja digital dan menerapkan gaya hidup FIVE atau financially independent, voluntarily employed (mandiri secara finansial, bekerja secara sukarela).
Pilihan tersebut memungkinkan individu untuk membebaskan diri dari kendala pekerjaan tradisional dan mencapai kebebasan yang lebih besar dalam karier mereka.
Namun, bentuk gaya hidup modern seperti itu bukan untuk semua orang.
Seorang mengatakan: "Jelas, gaya hidup seperti itu hanya mengandalkan orang tua, yang dikenal sebagai ken lao dalam bahasa China."
"Tetapi mereka bersikeras untuk melabelinya sebagai 'anak perempuan penuh waktu'."
Seorang pengguna media sosial lainnya mengatakan konsep "anak penuh waktu" berasal dari istilah "ibu rumah tangga penuh waktu."
Ia menambahkan: "Jika dievaluasi di pasar tenaga kerja, perempuan akan dibayar lebih dari 4.000 yuan."
"Selain itu, relatif tidak umum bagi ibu rumah tangga penuh waktu untuk menerima gaji bulanan yang terpisah.”
Namun, ada dukungan untuk keputusan Nianan.
“Jika kedua orang tua dan anak-anak mereka benar-benar bahagia, mengapa tidak menerimanya?"
"Di masa depan, angkatan kerja muda akan memiliki nilai yang lebih tinggi."
"Jika beberapa orang menganggapnya ken lao, atau mengandalkan orang tua, mengapa tidak menukar anak-anak untuk merawat orang tua di keluarga masing-masing?” komentar yang lain.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)