8 Kecelakaan Kereta Api Terparah Pernah Terjadi di Berbagai Negara, Salah Satunya di Indonesia
Tak hanya di India, sepanjang sejarah terjadi beberapa kali kecelakaan kereta api yang menelan korban jiwa manusia hingga ratusan orang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan terparah yang melibatkan dua kereta api penumpang dan satu kereta barang terjadi di Odisha timur India pada Jumat (2/6/2023) malam.
Kecelakaan ini disebut menjadi salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan di India.
Data terbaru hari ini menyebutkan setidaknya 288 orang tewas dan lebih dari 850 orang lainnya terluka dalam tabrakan mengerikan tersebut.
Diperkirakan korban masih terus bertambah.
Tak hanya di India, sepanjang sejarah terjadi beberapa kali kecelakaan kereta api yang menelan korban jiwa manusia hingga ratusan orang.
Baca juga: 288 Orang Tewas, Saksi Korban Kecelakaan Kereta di India: Orang Berjatuhan di Tubuh Saya
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (3/6/2023) sejumlah kecelakaan api terparah yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
1. Kecelakaan di Sri Lanka
Kecelakaan kereta api, Queen of The Sea, ini disebabkan oleh tsunami di Samudra Hindia yang melanda pada Desember 2004.
Kecelakaan ini disebut sebagai bencana kereta api terburuk dalam sejarah perkeretaapian, karena menyebabkan lebih dari 1.700 orang meninggal dunia.
Kereta api yang kelebihan muatan itu sebelumnya tiba-tiba mengalami banjir di jalur pesisir barat daya Sri Lanka, di Peraliya dekat Telwatta.
Posisi kereta saat itu telah mendekati tujuannya ke kota selatan Galle dalam perjalanan dari Kolombo.
Sesaat kemudian, kereta api dengan 8 gerbong penumpang itu tersapu gelombang, tenggelam, dan hancur.
Kereta Queen of The Sea kembali ke lokomotifnya dan dioperasikan lagi, pada Desember 2008, setelah dilakukan restorasi.
2. Kecelakaan di Perancis
Kecelakaan kereta api di Saint-Michel-de-Maurienne, Perancis menyebabkan kematian lebih dari 700 orang dan masih tetap menjadi bencana kereta api terbesar dalam sejarah Perancis.
Kecelakan itu terjadi pada Desember 1917, ketika kereta sepanjang 350 mete yang bermuatan berat tergelincir setelah mengalami kerusakan rem, tepat sebelum stasiun Saint-Michel-de-Maurienne.
Kereta terbakar saat turun ke lembah setelah berangkat dari stasiun Modane.
Kereta dengan berat 526 ton dan 19 gerbong itu berjalan dengan kecepatan tinggi pada saat kecelakaan terjadi.
3. Kecelakaan di India
Kecelakaan kereta api di Bihar, India yang menewaskan 800 orang.
Terjadi pada Juni 1981, ketika kereta penumpang melintasi jembatan di atas sungai Bagmati dekat kota Mansi, tiba-tiba badai topan datang.
Kereta tergelincir dari rel dan terjun ke sungai yang menyebabkan kematian ratusan orang.
Kereta tersebut membawa sekitar 1.000 penumpang dalam sembilan gerbong antara Mansi dan Saharsa pada saat kecelakaan terjadi.
Kereta api tersebut juga diyakini mengalami kerusakan rem saat terjadi bencana.
4. Kecelakaan di Rumania
Kecelakaan kereta api di stasiun Ciurea di Rumania menyebabkan korban jiwa lebih dari 600 orang, pada Januari 1917.
Kerusakan rem menyebabkan kereta tergelincir dan mengalami kebakaran, setelah pengalihan loop untuk mencegah tabrakan dengan kereta lain di stasiun Ciurea.
Kereta api dengan 26 gerbong itu membawa sekitar 1.000 orang dari Iasi ke Barlad pada saat kejadian.
Para korban kecelakaan kereta api 1917 itu di antarnya, sejumlah tentara dan pengungsi yang melarikan diri dari serangan Jerman.
5. Kecelakaan di Meksiko
Kecelakaan kereta Guadalajara di Meksiko menyebabkan kematian lebih dari 600 orang.
Bencana tersebut terjadi pada Januari 1915 akibat rem putus saat kereta sedang berjalan di turunan yang curam.
Kereta tergelincir dari rel dan jatuh ke ngarai dekat Guadalajara, yang menyebabkan kematian banyak orang dengan terlempar dari kereta karena menikung dengan kecepatan tinggi.
Sekitar 300 orang selamat dari kecelakaan tersebut.
Kereta tersebut membawa penumpang dari Colima ke Guadalajara di pantai Pasifik saat kecelakaan terjadi.
Kereta dengan 20 gerbong itu khusus diperuntukkan bagi keluarga pasukan Venustiano Carranza di tengah Revolusi Meksiko.
6. Kecelakaan di Rusia
Bencana kereta api pada Juni 1989 di dekat kota Ufa di Uni Soviet, mengakibatkan korban tewas sebanyak 575 orang dan tetap menjadi bencana kereta api paling mematikan dalam sejarah Rusia dan Soviet.
Bencana tersebut terjadi karena awan yang sangat mudah terbakar yang diciptakan oleh tumpahan gas cair dari pipa yang meledak di dekat jalur kereta api, di mana dua kereta penumpang saling melintas antara Ufa dan Asha.
Kereta tersebut membawa total sekitar 1.300 penumpang pada rute Adler-Novosibirsk pada saat kecelakaan kereta api terjadi.
Kekuatan ledakan besar, yang diperkirakan setara 10 kiloton TNT, membakar 7 gerbong sepenuhnya, dan menghancurkan 37 gerbong kereta dan dua lokomotif.
Kecelakaan tersebut menyebabkan lebih dari 800 orang luka-luka.
7. Kecelakaan di Italia
Sebanyak 520 orang menjadi korban kecelakaan kereta api yang terjadi di dekat Balvano di Italia selatan pada Maret 1944.
Kecelakaan tersebut menjadi bencana kereta api terburuk yang pernah ada di negara itu.
Itu juga dianggap sebagai salah satu kecelakaan kereta api paling tidak biasa abad ini.
Bencana tersebut terjadi akibat gas karbon monoksida dari mesin uap lokomotif No. 8017, ketika terhenti dengan semua gerbong berada di kemiringan curam di dalam terowongan Armi.
Batu bara berkualitas rendah menghasilkan karbon monoksida beracun yang menyebabkan kematian.
Penumpang dan awak tidak menyadari bahaya karena asap dengan perlahan menyebar.
Beberapa orang dalam beberapa gerbong terakhir selamat karena mereka telah melarikan diri sebelum gas beracun mencapai tempatnya.
8. Kecelakaan di Indonesia
Pada 19 Oktober 1987, kecelakaan terparah dalam sejarah perkeretaapian Indonesia terjadi di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Kecelakaan yang menewaskan sebanyak 156 orang ini melibatkan Kereta Api (KA) 225 Merak dan KA 220 Rangkas.
Dikutip dari Kompas.com, 19 Oktober 2020, kedua kereta bertabrakan dengan posisi adu banteng hingga salah satu lokomotif terdorong masuk ke gerbong pertama di belakang lokomotif.
Padahal, saat itu kereta dalam keadaan penuh, dengan penumpang bergelantungan di pintu, jendela, dan lokomotif.
Menurut catatan Harian Kompas, 20 Oktober 1987, Senin pagi itu KA 220 Rangkas membawa rangkaian tujuh gerbong dari Tanah Abang menuju ke arah Merak.
Dari arah berlawanan, ada KA 225 Merak dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang yang menarik tujuh rangkaian gerbong.
Kedua masinis tidak mengetahui masing-masing kereta melintas di rel yang sama sebelum tragedi ini terjadi.
KA 225 Merak meluncur cepat di rel lurus yang melintasi kompleks Perumahan Bintaro Jaya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com