Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Tuduh Rusia Ledakkan Bendungan Lagi untuk Hambat Pergerakan Pasukannya

Bendungan kedua jebol kurang dari seminggu setelah bendungan yang lebih besar rusak minggu lalu. Ukraina tuduh Rusia berupaya menghambat pasukannya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Ukraina Tuduh Rusia Ledakkan Bendungan Lagi untuk Hambat Pergerakan Pasukannya
Oleksii FILIPPOV / AFP
Penduduk lokal mendorong freezer es krim melalui area banjir Kherson pada 12 Juni 2023, menyusul kerusakan yang terjadi di bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka. Bendungan kedua jebol kurang dari seminggu setelah bendungan yang lebih besar rusak minggu lalu. Ukraina tuduh Rusia berupaya menghambat pasukannya 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan di sungai Mokri Yaly di Zaporizhzhia.

Menurut pejabat Ukraina, ledakan itu dilakukan Rusia untuk mempersulit pasukan Ukraina untuk maju ke selatan sebagai bagian dari serangan balasan yang sedang berlangsung.

Dilansir Independent, rusaknya bendungan tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah jebolnya bendungan Kakhovka yang jauh lebih besar di Sungai Dnipro Kherson.




Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas jebolnya bendungan tersebut.

Sementara itu, dalam perkembangan lainnya, Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali desa keempat dari pasukan Rusia.

Wakil menteri pertahanan Ukraina Hanna Maliar memposting foto yang menunjukkan tentara mengibarkan bendera Ukraina di desa Storozheve di Donetsk.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-471: Kerugian atas Jebolnya Bendungan Era Soviet Masih Dihitung

Ia berterima kasih kepada Brigade Marinir Terpisah ke-35 karena telah membebaskan desa tersebut.

BERITA TERKAIT

Kyiv juga mengatakan pada Minggu bahwa pasukannya telah membebaskan tiga desa - Blahodatne, Neskuchne dan Makarivka.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Senin (12/6/2023) bahwa pihaknya telah menangkis upaya serangan pasukan Ukraina di wilayah Donetsk dan Zaporizhzhia.

Putin kobarkan semangat patriotisme Rusia pada peringatan hari nasional

Presiden Rusia Vladimir Putin menandai hari nasional negara itu pada hari Senin dengan mengobarkan kebanggaan patriotik yang ia sebut sebagai "masa sulit" bagi negaranya.

Namun, Putin tidak memberikan komentar langsung mengenai perkembangan terbaru di Ukraina.

“Hari libur umum ini menandai tidak terpisahkannya sejarah kita yang berusia berabad-abad, kebesaran dan kemuliaan tanah air,” kata Putin kepada para pejabat yang berkumpul.

“Hari ini, di masa sulit bagi Rusia, perasaan patriotisme dan kebanggaan mempersatukan masyarakat kita lebih kuat lagi... dan itu berfungsi sebagai dukungan yang dapat diandalkan bagi para pahlawan kita yang mengambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina."

Kementerian Pertahanan Rusia merilis video hari nasional yang menampilkan pemandangan danau Rusia, hutan dan gereja dan ikon Ortodoks, bersama dengan klip tentara yang mengungkapkan cinta mereka untuk negara.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan peserta pertemuan Dewan Antarpemerintah Eurasia dan Dewan Kepala Pemerintahan CIS, di Sochi pada 9 Juni 2023. Ramil Sitdikov / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan peserta pertemuan Dewan Antarpemerintah Eurasia dan Dewan Kepala Pemerintahan CIS, di Sochi pada 9 Juni 2023. Ramil Sitdikov / SPUTNIK / AFP (Ramil Sitdikov / SPUTNIK / AFP)

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Serangan Balasan Ukraina: Sudah Dimulai tapi Masih Tahap Awal

Prancis, Jerman, dan Polandia mendukung serangan balasan Ukraina

Para pemimpin Prancis, Jerman dan Polandia bertemu di Paris pada hari Senin.

Mereka menggelar pembicaraan yang berfokus pada dukungan militer untuk serangan balik Ukraina dan jaminan keamanan masa depan untuk negara tersebut.

Untuk menunjukkan persatuan, ketiga pemimpin itu bersikeras bahwa mereka akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan.

Sekjen PBB khawatir Rusia akan menghentikan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pada Juli

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres khawatir bahwa Rusia akan keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pada tanggal 17 Juli.

Kesepakatan itu memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dan pupuk yang aman di masa perang dari tiga pelabuhan di Laut Hitam.

Moskow mengancam akan meninggalkan kesepakatan itu jika hambatan pengiriman biji-bijian dan pupuknya sendiri tidak dihilangkan.

Inisiatif biji-bijian Laut Hitam ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli tahun lalu.

“Saya prihatin dan kami bekerja keras untuk memastikan bahwa inisiatif biji-bijian Laut Hitam dapat dipertahankan dan pada saat yang sama kami dapat melanjutkan pekerjaan kami untuk memfasilitasi ekspor Rusia,” kata Guterres kepada wartawan.

Untuk meyakinkan Rusia agar menyetujui kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, nota kesepahaman tiga tahun dibuat pada saat yang sama di mana para pejabat PBB setuju untuk membantu Rusia dengan ekspor makanan dan pupuknya sendiri.

Meski ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak tunduk pada sanksi Barat yang diberlakukan setelah invasi Ukraina pada Februari 2022, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi telah menjadi penghalang pengiriman.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas