Joe Biden Sebut Xi Jinping Diktator, Singgung soal Balon Mata-mata China yang Ditembak AS
Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai seorang diktator.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
Namun, pertemuan keduanya gagal menghasilkan terobosan apapun.
Meski begitu, mereka setuju untuk melanjutkan keterlibatan diplomatik dengan lebih banyak kunjungan pejabat AS dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.
Pada Selasa kemarin, Joe Biden menyebut utusan AS, John Kerry, mungkin akan pergi ke China.
Sebelumnya, Joe Biden mengatakan hubungan antara kedua negara berada di jalur yang benar.
Ia pun mengindikasikan kemajuan telah dicapai selama kunjungan Blinken ke China.
Baca juga: Menlu AS Antony Blinken Bertemu Presiden China Xi Jinping, Setuju untuk Stabilkan Hubungan Bilateral
Pernyataan Antony Blinken
Perjalanan dua hari Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, ke Beijing menandai kunjungan pejabat tertinggi AS dalam lima tahun terakhir.
Dalam pertemuannya dengan Xi Jinping dan diplomat senior lainnya, Antony Blinken membahas beberapa isu kontroversial seperti Taiwan.
Selain itu, mereka membahas perang Rusia di Ukraina dan persaingan AS-China dalam industri chip semikonduktor.
Di akhir kunjungan tersebut, baik Blinken maupun Xi Jinping sepakat untuk menjaga dialog di tingkat senior untuk menghindari konflik habis-habisan.
"Kami berdua sepakat tentang perlunya menstabilkan hubungan kami," ujar Blinken di China, Senin (19/6/2023), dikutip dari DW.
Baca juga: Bertemu Bill Gates di Beijing, Xi Jinping Berharap Persahabatan AS dan China Berlanjut
Diplomat AS itu meyakinkan Xi Jinping bahwa Washington tidak berusaha untuk melumpuhkan China secara ekonomi melalui larangan ekspor semikonduktor kelas atas.
Namun, kata dia, Washington hanya berusaha melindungi negaranya sendiri.
Sementara itu, China menegaskan kembali mereka tidak akan mengirim persenjataan ke Rusia untuk membantu invasi ke Ukraina, tetapi menyuarakan keprihatinan tentang tindakan perusahaan swasta China.
Diplomat China, Wang Yi, menekankan tidak ada ruang untuk kompromi atau konsesi dalam masalah Taiwan.
Pernyataan itu menanggapi kunjungan Blinken di Beijing.
(Tribunnews.com/Nuryanti)