Rp 62 Miliar Dana Dikembalikan kepada Jemaah akibat Pelanggaran Kontrak Penyedia Layanan Haji
Kementerian Haji tidak akan ragu untuk menerapkan hukuman terhadap perusahaan manapun yang gagal memenuhi ketentuan perjanjian haji.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr Tawfiq Al-Rabiah mengatakan lebih dari 160 juta Saudi Riyal atau setara dengan lebih dari Rp 62 miliar dana dikembalikan kepada jemaah selama musim haji terakhir.
Hal itu karena pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh perusahaan penyedia layanan haji.
Al-Rabiah mengatakan kementeriannya tidak akan ragu untuk menerapkan hukuman terhadap perusahaan manapun yang gagal memenuhi ketentuan perjanjian haji.
"Sejumlah besar pengamat menindaklanjuti pelaksanaan paket yang telah disepakati, dan sanksi akan diterapkan kepada perusahaan manapun yang tidak mematuhi pelaksanaan perjanjian yang ditandatangani," tegas Al-Rabiah saat berbicara pada konferensi pers untuk memberi pengarahan tentang persiapan dan pengaturan haji pada Kamis (22/6/2023).
Baca juga: 91.358 Jemaah Calon Haji 2023 Berangkat dari Enam Bandara Angkasa Pura II
"Kami tidak hanya melihat penalti, tetapi kami juga memperhatikan insentif dan kami bekerja untuk memotivasi serta menghormati setiap perusahaan yang memberikan layanan yang melebihi ekspektasi, kami memiliki mekanisme untuk mengukur tingkat kepuasan," ujarnya.
Dikutip dari laman saudigazette.com.sa, Jumat (23/6/2023), Al-Rabiah tidak hanya meninjau perencanaan dan persiapan awal haji tahun ini, namun juga layanan elektronik untuk memfasilitasi perjalanan jemaah, perkembangan baru dalam penyelenggaraan haji, dan fasilitas yang berkontribusi untuk memungkinkan kedatangan jemaah umrah.
Ia menekankan bahwa tahun ini menjadi saksi penerapan pengalaman haji virtual untuk pertama kalinya untuk memastikan efisiensi yang lebih besar.
Dirinya kemudian mencontohkan bahwa haji kali ini akan menjadi saksi kembalinya jumlah jemaah haji ke masa sebelum pandemi dan tidak akan ada batasan usia.
Al-Arabiah mencatat, ada penurunan sebanyak 39 persen pada biaya layanan haji.
Karena 1,4 juta jemaah mendapatkan manfaat dari paket ekonomi, persaingan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas dan menurunkan harga.
Baca juga: Besok Jumat Terakhir Jelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Salat di Masjid Terdekat
Al-Rabiah mengindikasikan bahwa jemaah haji dari 58 negara di Eropa, Amerika dan Australia diperbolehkan untuk mendaftar secara online melalui platform terpadu dalam tujuh bahasa, selain kemungkinan untuk memilih paket yang sesuai dengan keunggulan harga yang lebih murah.
Ia mengacu pada penurunan biaya asuransi komprehensif dari 235 menjadi 88 Saudi Riyal, tanpa mengubah layanan dan cakupan yang ada.
Dirinya menegaskan bahwa perkembangan yang terjadi dalam memfasilitasi kedatangan jemaah di antaranya peningkatan jumlah jemaah haji hingga 30 persen dari jumlah tertinggi yang dicapai sebelumnya.
Ini akan meningkat lebih lanjut di tahun-tahun mendatang, selain perpanjangan visa Umrah menjadi 90 hari dari sebelumnya 30 hari.
Ia mencontohkan, haji tahun ini dilakukan setelah penghentian ibadah haji secara alami selama tiga tahun.
Selain pengalaman virtual untuk pertama kalinya untuk memastikan efisiensi, apalagi tahun ini ada sekitar dua juta jemaah yang diprediksi menunaikan rukun Islam ke-5 itu.
Al-Rabiah mengatakan Kerajaan Saudi menghabiskan ratusan miliar riyal untuk melayani para tamu Allah SWT.
"Kami telah menyiapkan rencana yang jelas dan terkoordinasi untuk mengatur proses pengiriman jemaah Haji, dengan perusahaan haji memastikan kemudahan pergerakan antar tempat suci," kata Al-Rabiah.