Gara-gara Polisi Tembak Pemuda 17 Tahun, Prancis Dilanda Protes Besar-besaran Selama 3 Hari
Prancis tengah dilanda protes besar-besaran selama tiga hari berturut-turut. Hal tersebut dikarenakan adanya insiden penembakan terhadap pemuda oleh p
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Prancis tengah dilanda demonstrasi besar-besaran yang terjadi di beberapa kota sejak Rabu (28/6/2023).
Kerusuhan ini dipicu atas insiden penembakan yang terjadi terhadap seorang pemuda berusia 17 tahun.
Pemuda yang bernama Nahel M tewas setelah ditembak mati oleh seorang petugas polisi di Nanterre, pinggiran Kota Paris, Selasa (27/6/2023).
Peristiwa tersebut bermula ketika petugas tengah mencoba menghentikan Nahel untuk pemeriksaan lalu lintas.
Dikutip dari France24, akan tetapi, Nahel menolak untuk berhenti dan aksi penembakan pun terjadi.
Layanan darurat segera meluncur ke tempat kejadian perkara, namun Nahel meninggal tak lama kemudian.
Baca juga: Redam Amukan Massa, Pemerintah Prancis Terapkan Jam Malam hingga Kerahkan 40.000 Polisi
Kematian Nahel telah memicu kerusuhan hebat di sekitar Paris, dengan para perusuh membakar gedung-gedung publik, Rabu.
Dikutip dari The Guardian, bentrokan pun terjadi di kota-kota dari Lille hingga Toulouse.
667 Orang Ditangkap
Setidaknya 667 orang telah ditangkap menyusul protes malam ketiga di Prancis, kata Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin.
Dikutip dari BBC, Gerald Darmanin mengatakan melalui Twitter-nya, polisi dan petugas pemadam kebakaran menghadapi "kekerasan langka" yang melanda negara itu.
Baca juga: Dipicu Penembakan terhadap Remaja, Prancis Kerusuhan, Presiden Macron Gelar Pertemuan Darurat
"Tadi malam, polisi dan petugas pemadam kebakaran kami dengan berani menghadapi kekerasan yang jarang terjadi. Sesuai dengan instruksi tegas saya, mereka melakukan 667 penangkapan," tulis Darmanin.
40.000 Petugas Dikerahkan
Polisi nasional mengatakan pada Kamis malam, pasukannya menghadapi insiden baru di kota-kota Marseille, Lyon, Pau, Toulouse, dan Lille.
Kepolisian telah menerjunkan sekitar 40.000 petugas di seluruh negeri untuk menahan kerusuhan.
Di Nanterre, pinggiran barat Paris tempat remaja itu terbunuh, pengunjuk rasa membakar mobil, membarikade jalan, dan melemparkan proyektil ke polisi setelah aksi damai.
Baca juga: Kerusuhan Terjadi di Prancis Buntut Kasus Polisi Tembak Remaja 17 Tahun akibat Langgar Lalu Lintas
Dikutip dari Al Jazeera, para pengunjuk rasa juga menuliskan "Vengeance for Nahel" di gedung-gedung dan halte bus.
Saat malam tiba, sebuah bank dibakar sebelum petugas pemadam kebakaran memadamkannya dan menghentikan api agar tidak menyebar ke gedung apartemen di atasnya.
Di pusat kota Paris, sebuah toko sepatu Nike dijarah dan jendela-jendela di sepanjang jalan perbelanjaan Rue de Rivoli dihancurkan, kata polisi Paris.
Otoritas lokal di Clamart, 8 km dari pusat Kota Paris, memberlakukan jam malam hingga Senin.
Pengunjuk rasa juga telah membakar balai kota di pinggiran Paris L'Ile-Saint-Denis, tidak jauh dari stadion nasional negara itu dan markas besar Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Polisi Prancis Tembak Mati Pria 17 Tahun yang Diduga Langgar Aturan Lalu Lintas
Di Marseille, kota kedua Prancis, polisi menembakkan granat gas air mata selama bentrokan dengan pemuda di tempat wisata populer Le Vieux Port, lapor surat kabar utama kota itu, La Provence.
Unit polisi khusus dikerahkan di Lille, Lyon dan Bordeaux, dan di Grenoble, sebuah bus dilempari petasan dan karyawan perusahaan transportasi lokal berhenti bekerja.
Bentrokan juga dilaporkan terjadi antara pemuda dan petugas polisi di Ibu Kota Belgia, Brussel, di mana sekitar 10 orang ditangkap pada Kamis malam.
Media Belgia menunjukkan gambar mobil yang terbakar dan petugas polisi dengan perlengkapan anti huru hara.
Kantor berita Belgia, Belga, melaporkan bahwa ketegangan sangat tinggi di sekitar distrik Anneessens pusat Brussel.
(Tribunnews.com/Whiesa)