Taliban Perintahkan Salon Rambut dan Kecantikan di Afghanistan Ditutup
Taliban memerintahkan salon kecantikan di Afghanistan ditutup, hal ini menjadi bukti aspek kebebasan wanita Afghanistan semakin terbatas.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Taliban telah memerintahkan para pelaku usaha salon rambut dan kecantikan di Afghanistan untuk menutup tempat usahanya.
Seorang juru bicara dari kementerian setempat, mengatakan pihak Taliban memberikan waktu satu bulan kepada pelaku usaha salon kecantikan untuk menutup usaha mereka.
Yakni sejak 2 Juli 2023, ketika pihak Taliban pertama kali memberitahukan terkait langkah tersebut.
Dilaporkan aspek kebebasan pihak perempuan Taliban terus menyusut sejak Taliban merebut kekuasaan pada 2021.
Selain salon, sebelumnya pihak Taliban telah melarang gadis remaja dan wanita aktif menempuh pendidikan, di pusat kebugaran dan taman, dan baru-baru ini bahkan melarang mereka bekerja untuk PBB.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Pemerintah Taliban di Afghanistan Perintahkan Salon Kecantikan Ditutup
Taliban juga telah memutuskan bahwa wanita harus berpakaian tertutup, yang hanya memperlihatkan mata mereka, dan harus didampingi oleh saudara laki-laki jika mereka bepergian lebih dari 72 km (48 mil).
Mengutip BBC, pembatasan terus berlanjut meskipun ada kecaman dan protes internasional juga para aktivis perempuan.
Sementara itu menanggapi perintah penutupan salon tersebut, seorang wanita Afghanistan yang berbicara secara anonim mengatakan:
"Taliban mengambil hak asasi manusia yang paling mendasar dari wanita Afghanistan."
“Mereka melanggar hak perempuan. Dengan keputusan ini, Ketika saya mendengar berita itu, saya benar-benar terkejut."
"Tampaknya Taliban tidak memiliki rencana politik selain berfokus pada tubuh perempuan. Mereka berusaha untuk melenyapkan perempuan di setiap tingkat kehidupan publik."
Seperti diketahui sebelumnya, salon kecantikan tetap buka bahkan setelah Taliban merebut kembali kekuasaan dua tahun lalu menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat (AS).
Namun jendela salon sering ditutup dan gambar wanita di luar salon dicat dengan cat semprot untuk menyembunyikan wajah perempuan.
Dan hingga saat ini, pemerintah Taliban belum menjelaskan alasan pelarangan itu, atau alternatif apa, jika ada, yang akan tersedia bagi perempuan setelah salon tutup.
Mengutip Sky News, diketahui pada Agustus 2021, Taliban memerintahkan ruang kelas yang dipisahkan menurut jenis kelamin di universitas.
Berbeda dengan perempuan, anak laki-laki diizinkan kembali ke sekolah beberapa bulan kemudian pada bulan September.
Dan pada Mei tahun lalu, wanita Afghanistan juga diperintahkan untuk mengenakan penutup seluruh tubuh saat berada di depan umum.
Padahal di sisi lain Taliban sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan dalam hukum Islam dan dalam kebiasaan Afghanistan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)