Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Orang Ukraina Disiksa dan Dipaksa Gali Parit dengan Berseragam Militer Rusia

Sebuah laporan, ribuan orang Ukraina ditahan Rusia. Mereka disiksa dan dipaksa gali parit di garis depan dengan mengenakan seragam militer Rusia.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Ribuan Orang Ukraina Disiksa dan Dipaksa Gali Parit dengan Berseragam Militer Rusia
Genya SAVILOV / AFP
Ilustrasi parit - Prajurit Ukraina berdiri di parit dekat posisi mereka di dekat kota Bakhmut, wilayah Donetsk pada 8 April 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Ribuan warga sipil Ukraina dilaporkan masih ditahan oleh Rusia. Mereka disiksa dan dipaksa menggali parit dan kuburan massal. 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga sipil Ukraina dilaporkan telah ditahan oleh Rusia.

Laporan itu mengatakan, pasukan Rusia menyiksa dan memaksa mereka untuk menggali parit untuk militernya.

Puluhan mantan tahanan, pejabat Ukraina, dan citra satelit mendukung laporan tersebut, seperti diberitakan AP News.

"Ini adalah bisnis perdagangan manusia," kata Lena Yahupova, seorang administrator Kota di Zaporizhzhia yang ditahan pada Oktober 2022 dan berhasil kabur pada Maret 2023.

Lena Yahupova mengatakan, para tahanan sipil itu secara rutin dipaksa untuk menggali parit selama lebih dari 12 jam per penggalian.

Warga sipil Ukraina yang ditahan itu termasuk pemilik bisnis, pekerja utilitas, siswa, dan guru.

Baca juga: Menlu Rusia, China, Indonesia Siap Tingkatkan Kerja Sama di Berbagai Bidang

Sebagian besar tahanan mengenakan seragam militer Rusia, yang menimbulkan kekhawatiran artileri Ukraina akan salah mengira mereka sebagai pasukan musuh.

Berita Rekomendasi

Beberapa warga sipil ditahan dalam hitungan hari, minggu, hingga tahun.

Hampir semua orang yang dibebaskan mengatakan telah mengalami atau menyaksikan penyiksaan.

Sebagian besar tahanan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain tanpa penjelasan, dikutip dari The Moscow Times.

Dari citra satelit, ada dua lokasi yang memperlihatkan tahanan Ukraina yang dipaksa menggali parit pertahanan untuk mengantisipasi serangan balasan Ukraina.

Seorang tentara Ukraina menggali parit di garis depan dekat kota Kreminna, wilayah Lugansk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Ilustrasi - Seorang tentara Ukraina menggali parit di garis depan dekat kota Kreminna, wilayah Lugansk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Anatolii STEPANOV / AFP)

Baca juga: Rusia: Perang Ukraina Tak Akan Berakhir Sampai Pihak Barat Hentikan Upaya Kalahkan Kami

Mereka ditahan di berbagai wilayah di Rusia dan wilayah Ukraina yang diduduki.

Sebuah dokumen pemerintah Rusia yang diperoleh The Associated Press tertanggal Januari 2023, menguraikan rencana untuk membuat 25 koloni penjara baru dan enam pusat penahanan lainnya di Ukraina yang diduduki pada tahun 2026.

Selain itu, fasilitas di wilayah Rostov timur, Rusia, telah meningkat sejak perang dimulai pada Februari 2022.

Tempat itu dijaga ketat oleh tentara dan kendaraan lapis baja.

Bangunan di Rostov adalah satu dari setidaknya 40 fasilitas penahanan di Rusia dan Belarusia, dan 63 tempat penahanan sementara dan formal di wilayah Ukraina yang diduduki.

Rusia Paksa Tahanan Gali Kuburan Massal

Seorang tentara Ukraina dari Brigade Mekanis Terpisah ke-28 menembakkan peluncur granat 40mm di garis depan dekat kota Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang tentara Ukraina dari Brigade Mekanis Terpisah ke-28 menembakkan peluncur granat 40mm di garis depan dekat kota Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Anatolii STEPANOV / AFP)

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-505: KTT NATO Berakhir, Komitmen G7 untuk Terus Membantu Ukraina

Tentara Rusia juga memaksa tahanan untuk menggali kuburan massal untuk sesama tahanan yang dieksekusi yang tidak mematuhi perintah, menurut mantan tahanan Rusia yang diwawancarai dan citra satelit.

"Pemerintah Ukraina yakin Rusia mungkin telah menahan sekitar 10.000 warga sipil," kata Oleksandr Kononenko, seorang negosiator pertukaran tahanan, mengatakan kepada AP News.

"Para tahanan dipindahkan secara sewenang-wenang ke berbagai fasilitas, seperti upaya untuk menyembunyikan mereka dari anggota keluarga dan hanya untuk menyembunyikan jejak kejahatan,” lanjutnya.

Sementara itu, Rusia membantah menahan warga sipil Ukraina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas