Jelang Latihan Militer Besar-besaran Taiwan, China Terbangkan 37 Pesawat Tempur ke Kawasan Tersebut
China kirim 37 pesawat tempur ke wilayah Taiwan hanya beberapa hari sebelum negara pulau tersebut melaksanakan latihan militer besar-besaran.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - China menerbangkan hampir 40 pesawat tempur ke Taiwan hanya beberapa hari sebelum Taiwan berencana mengadakan latihan militer besar-besaran, Independent melaporkan.
Taiwan akan melakukan latihan militer tahunannya minggu depan, termasuk latihan kesiapan tempur, dan juga latihan mempersiapkan warga sipilnya untuk evakuasi jika terjadi serangan udara.
Tahun ini, latihan evakuasi digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, warga hanya diminta untuk masuk ke dalam rumah selama 30 menit saat sirene serangan udara berbunyi.
Tetapi kali ini, polisi akan mengawal siapa pun yang berada di jalan pada saat latihan, menuju ke shelter atau tempat perlindungan bom terdekat.
Latihan ini juga melibatkan sampel populasi yang jauh lebih besar daripada sebelumnya, yakni mencakup distrik-distrik berpenduduk 3 juta dari total 23 juta penduduk Taiwan, menurut Financial Times.
Baca juga: Pria di Taiwan Dijatuhi Hukuman 3 Bulan Penjara karena Log In ke Akun Facebook Istrinya
Beberapa hari sebelum latihan yang direncanakan, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim 37 pesawat dan tujuh kapal angkatan laut ke wilayah Taiwan antara pukul 6 pagi pada hari Jumat (21/7/2023) dan Sabtu pukul 6 pagi, menurut kementerian pertahanan Taiwan.
Di antara pesawat yang dikirim ke pulau itu adalah pesawat tempur J-10 dan J-16 serta pembom H-6, kata sebuah pernyataan.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan 22 dari pesawat tempur yang terdeteksi, melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Garis itu dianggap sebagai batas tidak resmi antara Taiwan dan China daratan, yang artinya pesawat China telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Sekilas Sejarah China dan Taiwan
China dan Taiwan berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara.
Partai Komunis yang berkuasa mengambil kendali China daratan sementara Republik China Chiang Kai-shek memindahkan pemerintahannya ke Taiwan.
Selama beberapa tahun, Taiwan diizinkan mengembangkan ekonominya sendiri.
Tetapi prospek rekonsiliasi politik tampaknya berada pada titik terendah karena Taiwan menegaskan identitasnya sendiri, sementara China ingin Taiwan menerima persyaratannya untuk bersatu.
Sejauh ini, China telah melakukan latihan militer di sekitar Taiwan termasuk mempraktikkan pemblokiran akses melalui laut, dan mengirim sejumlah besar pesawat militer melintasi Selat untuk menguji respons angkatan udara Taiwan.
Baca juga: Taiwan Deteksi 2 Kapal Fregat Rusia Masuki Wilayah Perairannya
Beijing juga berulang kali menyatakan ketidaksenangannya terhadap pejabat dari negara lain yang mengunjungi Taiwan, termasuk dari negara Barat.
AS terus mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taiwan.
Washington juga telah berjanji untuk membantu pulau itu mempertahankan diri jika terjadi invasi sambil tidak secara resmi mengakuinya sebagai negara yang terpisah dari China.
Ketidaksenangan China terhadap aktivitas politik Taiwan telah meningkat sejak mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada bulan Agustus lalu.
Setelah kunjungan Pelosi ke Taiwan, PLA menembakkan rudal ke Taiwan dalam peningkatan yang signifikan.
Eskalasi yang meningkat telah mengganggu jalur perdagangan di Selat Taiwan dan juga memaksa pesawat untuk mengubah rute penerbangan.
Setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS saat ini Kevin McCarthy, PLA mengadakan latihan kesiapan tempur skala besar di udara dan laut di sekitar pulau.
Tekanan dari China di panggung internasional membuat hanya 13 negara yang memiliki hubungan formal dengan Taiwan.
Honduras sebelumnya memiliki hubungan baik dengan Taiwan.
Tetapi negara itu memutuskan hubungan dengan Taiwan setelah menerima investasi hingga $10 miliar dari China untuk proyek infrastruktur.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.