Populer Internasional: Atap Sekolah Ambruk di China - Alasan Swedia Biarkan Aksi Pembakaran Al Quran
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya 12 orang tewas di China setelah atap gedung sekolah runtuh.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
![Populer Internasional: Atap Sekolah Ambruk di China - Alasan Swedia Biarkan Aksi Pembakaran Al Quran](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/opuler-inter-nasional-di-antaranya-12-ora.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Presiden Zelensky mengungkap mengapa serangan balik Ukraina dirasa kurang maksimal.
Sementara itu, pasukan Wagner yang berada di Belarusia dilaporkan tak sabar ingin menyerang Polandia.
Di China, sebuah atap gedung sekolah runtuh mengakibatkan 12 orang tewas dan lainnya luka-luka.
Aksi pembakaran dan penodaan Al Quran marak terjadi di Swedia. Ada alasan mengapa negara tersebut membiarkan aksi semacam itu.
Selengkapnya, berikut rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Serangan Langsung ke Ibu Kota Rusia, Drone Ukraina Sasar Kantor Kementerian Keamanan Putin di Moskow
1. Presiden Zelensky Ungkap Alasan Gagalnya Serangan Balasan Ukraina ke Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkap alasan hasil serangan balasan ke Rusia yang kurang maksimal.
Presiden Zelensky menghubungkan penundaan pasokan senjata yang menyebabkan hasil serangan balasan yang kurang baik untuk Ukraina.
Ia juga menyoroti kurangnya pelatihan tentara Ukraina untuk mengoperasikan senjata yang dijanjikan oleh sekutu Barat.
“Kami memang memiliki rencana untuk memulai (serangan balasan) di musim semi, tapi kami tidak melakukannya, karena sejujurnya, kami tidak memiliki cukup amunisi dan persenjataan dan tidak cukup brigade yang terlatih dengan baik dalam senjata ini,” kata Zelensky kepada Fareed Zakaria dari CNN Internasional, Minggu (23/7/2023).
Presiden Zelensky menambahkan, pengadaan latihan tentara Ukraina di luar wilayah Ukraina semakin berkontribusi pada penundaan itu.
Menurutnya, penundaan serangan balasan ini menguntungkan Rusia karena mereka bisa membangun garis pertahanan.
"Ini memungkinkan Rusia untuk menambang semua tanah kami dan membangun beberapa garis pertahanan, sehingga memaksa militer Ukraina untuk memperlambat serangan balasan kami," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.