Tempat Pemandian Air Panas di Jepang Pasang Larangan Bagi Pengunjung Bertato
Sejumlah tempat pemandian air panas (onsen) di Jepang memasang larangan bagi pengunjung yang bertato (irezumi).
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah tempat pemandian air panas (onsen) di Jepang memasang larangan bagi pengunjung yang bertato (irezumi).
"Kalau yang tradisional onsen kebanyakan orang Jepang asli dan lokal biasanya memang mereka segan menerima orang yang bertato, bahkan pasang larangan di pintu masuknya. Kalau masuk tamu bertato biasanya para tamu lainnya kabur," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (27/7/2023).
Baca juga: Diplomasi Onsen Jepang, Melepaskan Status Sosial, Kedudukan Hingga Senioritas
Namun untuk beberapa onsen lain apalagi yang banyak dikunjungi para turis atau orang asing biasanya sudah tidak bermasalah dengan orang-orang yang bertato.
Pantauan Tribunnews.com di beberapa onsen tradisional Jepang yang 99 persen adalah kalangan orang lokal dan warga Jepang, tak pernah melihat ada tamu bertato.
Di pintu masuk juga jarang ada pengumuman larangan pengunjung bertato.
Namun di beberapa onsen tradisional Jepang masih ada larangan pengumuman bagi pemilik tato bahkan dituliskan Yakuza Jepang (bouryokudan) dilarang masuk.
Sebab biasanya jika orang bertato apalagi kalangan Yakuza masuk onsen tersebut, biasanya para tamu lain akan menyingkir pergi bahkan tidak sedikit yang menghentikan acara mandi air panas.
Bahkan jika sudah viral di mesia sosial, onsen akan dijauhkan masyarakat jika tahu ada yakuza bertato di dalam onsen tersebut.
Baca juga: Jepang Akan Kurangi Jumlah Bis Surat Yang Sekarang Ada 170.000 Unit
"Alhasil sebuah onsen selain akan terus menjaga tradisionalitasnya tetapi juga karena aturan mengenai yakuza sangat diperketat saat ini, polisi pun ikut turun tangan memberitahukan ke masyarakat "pengusiran yakuza", maka biasanya mulai banyak onsen yang berani mencantumkan larangan masuk bagi yakuza ke onsen tersebut," tambahnya.
Dan jika itu terjadi, kalangan yakuza akan menghindari lokasi larangan tersebut, atau merusak tempat tersebut karena membuat mereka marah.
Akibatnya muncul kembali mikajimeryo (uang proteksi) yakuza yang harus dibayarkan toko-toko kepada kalangan yakuza.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.