India Kembali Larang Produsen Sirup Obat Batuk, Diduga jadi Penyebab Kematian Anak di Kamerun
Pemerintah India melarang perusahaan farmasi Riemann Labs beroperasi menyusul kematian enam anak di Kamerun, Afrika Barat pada Maret 2023.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah India melarang perusahaan farmasi Riemann Labs beroperasi menyusul kematian enam anak di Kamerun, Afrika Barat pada Maret 2023.
Diduga anak-anak itu meninggal setelah mengonsumsi sirup obat batuk yang diproduksi perusahaan tersebut.
Langkah itu dilakukan di tengah tindakan keras pemerintah India terhadap pembuat obat terkait laporan puluhan kematian di beberapa negara Afrika dan Asia Tengah.
Dikutip Reuters, Riemann beroperasi di Indore, Negara Bagian Madhya Pradesh, India tengah.
"Perusahaan itu dilarang memproduksi obat-obatan setelah regulator obat negara bagian dan federal datang memeriksa," kata Wakil Menteri Kesehatan & Kesejahteraan Keluarga Bharati Pravis Pawar.
Pejabat itu tidak merinci apakah lisensi pembuat obat juga telah ditangguhkan.
Baca juga: Laporan Lab WHO Tunjukkan Kontaminasi Dietilen Glikol dalam Sirup Obat Batuk Gambia
Bahan Beracun
Pemerintah mengambil tindakan tegas setelah pada bulan Juni, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa sirup obat batuk dan pilek yang dijual di Kamerun dengan nama merek Naturcold mengandung bahan beracun dengan tingkat yang sangat tinggi.
Sebelumnya, lisensi tiga produsen sirup obat batuk – Maiden Pharmaceuticals Ltd, Marion Biotech dan QP Pharmachem – ditangguhkan, lapor Russia Today.
Ekspor mereka juga dihentikan setelah dua perusahaan dinyatakan terkait dengan kematian sedikitnya 70 anak di Gambia dan 19 di Uzbekistan tahun lalu.
Perusahaan telah membantah tuduhan tersebut.
Temuan tahun lalu oleh WHO menunjukkan bahwa sirup obat batuk yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals dan diberikan kepada anak-anak di Gambia mengandung racun mematikan etilen glikol dan dietilen glikol, yang digunakan dalam cairan rem mobil.
Baca juga: Senyawa pada Galon PET dengan Kandungan Sirup Obat Berbeda, Pakar: Masih Aman
Racun ini dapat menggantikan propilen glikol karena harganya kurang dari setengah harga bahan utama sirup obat batuk.
Mayoritas anak-anak yang meninggal setelah diberi obat batuk sirup berusia di bawah lima tahun.
Dalam penyelidikan sirup obat batuk yang terkontaminasi, WHO menandai bahwa tujuh produk buatan India dan 13 obat yang diproduksi di india menyebabkan lebih dari 200 kematian.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)