Hidup dengan Paru-paru Besi selama 71 Tahun, Polio Paul Temukan Cara Tersendiri untuk Bernapas
Kisah Paul Alexander hidup menggunakan paru-paru besi selama lebih dari 71 tahun menjadi perbicangan publik, di usia 6 tahun derita Polio sejak 1952.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kisah Paul Alexander yang hidup menggunakan paru-paru besi selama lebih dari 71 tahun menjadi perbicangan publik.
Selama ini, pria itu harus mengenakan paru-paru besi untuk bernapas karena penyakit Polio yang ia derita sejak 1952.
Paul Alexander, yang merupakan warga Texas, adalah anak yang terkena Polio.
Anak-anak yang terkena Polio biasanya pulih dan bisa keluar dari paru-paru, tapi tidak dengan Paul Alexander.
Kala itu, Paul berusia 6 tahun hingga sekarang ia menjalani hidupnya dengan paru-paru besi, lapor Daily Star.
Teknik Pernapasan Katak
Paul terus mencari cara untuk bernapas lebih nyaman.
Baca juga: Sorotan Hasil Pramusim: Kiper Muda MU Bikin Pemain Wrexham Terkapar hingga Cedera Paru-paru
Saat di rumah sakit, dokter mendorong Paul bernapas sendiri.
Mesin paru-paru besi dimatikan dan Paul dipaksa untuk keluar dari alat itu.
Sayangnya dengan cepat Paul membiru dan pingsan, lapor Daily Mail.
Terapis fisik Paul, Nyonya Sullivan, membantunya mengembangkan teknik pernapasan.
Paul berhasil memaksa udara masuk ke paru-parunya menggunakan teknik 'pernapasan katak', lapor The Guardian.
Nama teknis untuk 'pernapasan katak' adalah 'pernapasan glossopharyngeal' dan melibatkan menelan udara dan menelannya.
Paul Alexander membutuhkan waktu setahun untuk melakukannya, lapor Mirror UK.
Setelah bisa bernapas tanpa bantuan untuk waktu yang lama, Paul pun melangkah keluar dari paru-paru besi.
Paul Alexander pertama-tama menjelajah ke beranda dan kemudian ke halaman rumahnya.
Namun, Paul masih membutuhkan paru-paru besinya untuk tidur karena ia tidak bisa melakukan pernapasan katak saat dirinya dalam keadaan tidak sadar.
Baca juga: Perempuan yang Tewas dalam Karung Masih Hidup saat Dibuang, Meninggal akibat Paru-paru Terisi Air
Bisa Lakukan Beragam Kegiatan
Paul Alexander juga mengenyam bangku sekolah meski hidup di dalam paru-paru besi.
Ia menjadi orang pertama yang lulus dari SMA di Dallas tanpa pernah menghadiri kelas secara langsung.
Setelah lulus sekolah di usia 21 tahun, Paul diterima di Southern Methodist University di Dallas dan mengalami banyak kesulitan dengan administrasi universitas.
Paul Alexander kemudian masuk ke sekolah hukum di University of Texas, Austin, Amerika Serikat.
Baca juga: Keluarga Ungkap Luka-luka Korban Tabrak Lari di Cakung: Patah Tulang Rusuk hingga Paru-paru Hancur
"Ketika saya pindah ke University of Texas, mereka ngeri memikirkan bahwa saya akan menurunkan paru-paru besi saya, tetapi saya melakukannya, dan saya menaruhnya di asrama, dan saya tinggal di asrama dengan paru-paru besi saya," tutur Paul.
Yang lebih menakjubkan, Paul menjadi seorang pengacara percobaan.
Paul bahkan mewakili klien di pengadilan dengan setelan jas tiga potong dan kursi roda modifikasi yang menopang tubuhnya yang lumpuh tegak.
Ia juga melakukan aksi duduk untuk hak-hak disabilitas dan menerbitkan memoarnya sendiri, berjudul 'Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung'.
Paul Alexander juga pernah naik pesawat, berdoa di gereja, dan mengunjungi laut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)