Pasukan Tempur ECOWAS ke Niger, Pentagon: Personel AS di Sana Siaga
Pentagon menyebut, pihaknya bersiaga dan sudah menyiapkan standar prosedur serta langkah-langkah untuk melindungi personel yang ditempatkan di Niger.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pasukan Tempur ECOWAS ke Niger, Pentagon: Personel AS di Sana Siaga
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) di Pentagon mengatakan memantau situasi yang dihadapi para personel AS di Niger, Afrika Barat seiring dinamika keamanan negara yang baru dilanda kudeta junta militer tersebut.
Pentagon menyebut, pihaknya bersiaga dan sudah menyiapkan standar prosedur serta langkah-langkah untuk melindungi personel yang ditempatkan di Niger.
Langkah itu dilakukan AS seiring pengumuman koalisi negara-negara Afrika Barat yang akan mengirimkan pasukan tempur guna memulihkan tatanan konstitusional di negara tersebut.
Baca juga: Bos Wagner Olok-olok AS yang PDKT ke Junta Militer Niger: Kemarin Tak Akui Sekarang Malah Bertemu
"AFRICOM sedang memantau situasi di Niger, dan pasukan AS terus mengambil tindakan perlindungan pasukan yang hati-hati," kata juru bicara Komando Afrika AS (AFRICOM) kepada Newsweek.
Pernyataan itu muncul setelah Koalisi Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memutuskan mengaktivasi pasukan multinasional dalam rapat darurat Kamis (10/8/2023).
Tindakan ECOWAS menjadi tanggapan atas penolakan Mayor Jenderal Niger Abdourahamane "Omar" Tchiani untuk menyerahkan kekuasaan kembali kepada Presiden Nigeria Mohamad Bazoum, yang digulingkan dalam pergolakan yang dipimpin militer akhir bulan lalu.
Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang menjabat sebagai ketua ECOWAS, mengatakan dia masih berharap bahwa "resolusi damai" dapat dilakukan.
Dia menegaskan kalau tidak ada pilihan yang bisa diambil dalam perundingan. Dia juga menegaskan, penggunaan kekuatan militer merupakan upaya terakhir.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington mendukung langkah ECOWAS dalam menyerukan pemulihan tatanan konstitusional di Niger.
"Amerika Serikat menghargai tekad ECOWAS untuk mengeksplorasi semua opsi untuk penyelesaian krisis secara damai,".
"Demokrasi adalah fondasi terbaik untuk pembangunan, kohesi sosial, dan stabilitas di Niger. Kami mendukung rakyat Niger dalam bekerja menuju tujuan ini." kata pernyataan itu.
"Kami menggemakan kecaman ECOWAS atas penahanan ilegal Presiden Mohamed Bazoum, keluarganya, dan anggota pemerintah," tambah pernyataan itu.
AS juga menyerukan pembebasan segera Presiden Mohamed Bazoum merujuk pada kondisi yang tidak dapat diterima di mana sang presiden ditahan.
Menlu AS, Antony Blinkenn memperingatkan bahwa AS juga akan meminta Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) yang baru didirikan oleh pemimpin junta militer Niger, Abdourahamane Tchiani untuk bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan Presiden Bazoum, keluarganya, dan anggota pemerintah yang ditahan.
Niger adalah mitra keamanan utama AS di Afrika Barat dalam upayanya mereka dalam misi yang mereka sebut sebagai 'contra-terorrism' melawan kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan Negara Islam (ISIS) di seluruh Sahel.
Sebanyak 1.100 tentara AS ditempatkan di negara tersebut. Pangkalan Udara 201 milis AS, yang terletak di pusat kota Agadez, memainkan peran kunci dalam operasi drone di seluruh wilayah tersebut.
Operasi darat AS di Niger menjadi berita utama internasional pada tahun 2017 ketika empat anggota Operasi Khusus AS dan empat personel Angkatan Bersenjata Niger tewas dalam upaya penyergapan ISIS di dekat desa terpencil Tongo Tongo.
Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Angkatan Udara AS Pat Ryder mengatakan kepada wartawan bahwa "tidak ada perubahan pada postur pasukan militer AS" di Niger dan bahwa "fokus pemerintah AS tetap pada solusi diplomatik."
Ditanya apakah militer AS akan melanjutkan kerja sama kontraterorisme di Niger dengan CNSP Tchiani, Ryder mengatakan dia "tidak ingin berspekulasi atau berhipotesis."
Dua Negara Niger Tetangga Siap Perang
Kekhawatiran atas potensi intervensi ECOWAS di Niger diperparah oleh peringatan dari negara tetangga Niger, Burkina Faso dan Mali.
Dua negara tersebut siap perang dan menganggap tindakan intervensi asing di Niger adalah deklarasi perang bagi mereka.
Kedua negara juga telah menjalani munitas yang dipimpin militer dalam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan penangguhan mereka dari keanggotaan blok ECOWAS yang beranggotakan 15 negara.
Guinea, yang juga ditangguhkan dari ECOWAS karena pengambilalihan oleh militer tahun 2021.
Aljazair, yang berbatasan dengan Niger di utara, juga menentang intervensi bersenjata apa pun.
Adapun Rusia, yang telah mempercepat diplomasinya di seluruh benua dalam beberapa tahun terakhir, memperingatkan aksi ECOWAS lewat pernyataan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Zaitsev.
"Intervensi semacam itu tidak mungkin berkontribusi pada perdamaian di kawasan itu," ujar jubir Kemenlu Rusia.
China, yang selama beberapa dekade telah menjalin hubungan di seluruh Afrika, lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri China pekan lalu, mengungkapkan harapannya bagi warga Niger untuk menyelesaikan perbedaan secara damai melalui dialog.
Awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa bekas kekuatan kolonial, yang telah menarik pasukan dari sejumlah negara Afrika seperti Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, dan Mali dalam beberapa tahun terakhir, akan mendukung intervensi ECOWAS jika dilakukan.