Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Intelijen Inggris: Grup Wagner PHK Tentara Bayaran Pasca-Pemberontakan Gagal ke Vladimir Putin

Menipisnya keuangan Grup Wagner hingga harus mem-PHK para tentara bayarannya, lantaran tidak lagi mendapat pembiayaan dari pemerintah Rusia.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Intelijen Inggris: Grup Wagner PHK Tentara Bayaran Pasca-Pemberontakan Gagal ke Vladimir Putin
Belarus Defense Ministry/Handout/AP/File
Pasukan Belarusia dan tentara bayaran Wagner Rusia menggelar latihan tempur dekat perbatasanKota Brest, di Belarusia, 20 Juli 2023 di tengah meningkatnya ketegangan antara Warsaw dan Minsk. 

Intelijen Inggris: Grup Wagner PHK Tentara Bayaran Seusai Pemberontakan Gagal ke Vladimir Putin

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok tentara bayaran Grup Wagner dari Rusia dilaporkan kemungkinan besar akan mengurangi dan melakukan restrukturisasi anggotanya.

Hal itu diyakini karena makin menipisnya pendanaan setelah pemberontakan gagal mereka ke militer Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin pada Juni, silam.

Hipotesis ini dikeluarkan oleh kementerian Pertahanan Inggris dalam kabar pembaruan hasil assesmen intelijen mereka pada situasi terkait perang Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Perwira Militer Rusia Membelot ke Negara NATO, Tak Mau Lagi Terlibat Perang Berdarah di Ukraina

Menipisnya keuangan Grup Wagner hingga harus mem-PHK (pemutusan hubungan kerja) para tentara bayarannya, lantaran tidak lagi mendapat pembiayaan dari pemerintah Rusia.

"Ada kemungkinan realistis bahwa Kremlin tidak lagi mendanai kelompok itu," kata kementerian pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen pada Minggu (13/8/2023).

Pemberontakan bersenjata Grup Wagner terjadi saat seluruh pasukan tentara bayaran itu bergerak dari kota Rostov-on-Don di Rusia selatan menuju Moskow antara 23 dan 24 Juni.

Berita Rekomendasi

Saat itu, para ahli menggambarkan manuver Grup Wagner ini sebagai ancaman terhadap stabilitas Kremlin dan kepemimpinan Presiden Vladimir Putin.

Pergerakan pasukan itu tiba-tiba dibatalkan setelah Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dilaporkan menengahi yang berujung kesepakatan untuk mengirim pemimpin Grup Wagner, seorang pengusaha Rusia, Yevgeny Prigozhin dan pasukannya ke Belarusia.

Tentara Wagner telah kemudian berada di Belarusia selama berminggu-minggu yang memicu spekulasi berapa banyak tentara bayaran yang ada di negara itu.

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Lithuania dilansir Newsweek pada akhir Juli mengklaim, penghitungan anggota Wagner yang diterbitkan di media Rusia dan Belarusia diyakini telah dimark-up, diperbanyak.

"Tentara Wagner sedang diintegrasikan ke angkatan bersenjata Minsk untuk "mewariskan pengalaman" kepada para pejuang Belarusia," kata Lukashenko awal bulan ini dalam sambutannya yang dilaporkan oleh sejumlah kantor berita negara itu.

"Tetapi jika negara Rusia tidak lagi menopang Wagner secara finansial, "pembayar kedua yang paling masuk akal adalah otoritas Belarusia," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruannya pada hari Minggu.

"Namun, kekuatan (banyaknya tentara dan pasukan) yang cukup besar akan menjadi pengurasan sumber daya (keuangan) Belarusia yang signifikan dan berpotensi tidak disukai," tambah departemen pemerintah.

Anggota pasukan Grup Wagner berada di jalan Kota Rostov-on-Don selama aksi pemberontakan terhadap Presiden Vladimir Putin.
Anggota pasukan Grup Wagner berada di jalan Kota Rostov-on-Don selama aksi pemberontakan terhadap Presiden Vladimir Putin. (Tangkap Layar BBC/Getty)

Bikin NATO Cemas

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas