Mengenang Tragedi Jatuhnya Helikopter AS di Universitas Okinawa Jepang 19 Tahun Lalu
Ahmad mengaku takut saat merasakan getaran helikopter milik AS tersebut yang mengguncang ruang kelas.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Minggu (13/8/2004) atau 19 tahun lalu, helikopter angkut militer AS jatuh di dalam kampus Universitas Internasional Okinawa di Kota Ginowan, Prefektur Okinawa.
Universitas tersebut kemudian disebut sebagai "universitas tempat helikopter itu jatuh".
Baca juga: Pilot Nekat Matikan Mesin Helikopter di Tengah Penerbangan untuk Buktikan Teori Mengudara
Rie Kanashiro (27), siswa tahun ketiga Universitas Internasional Okinawa adalah generasi ketiga keturunan Okinawa, kakeknya berasal dari Desa Ogimi.
"Selama sembilan tahun saya tinggal di Brasil, saya takut akan perampokan setiap hari. Kamera keamanan dan kawat berduri biasa dipasang di dinding rumah. Bagi saya, kegembiraan belajar tanpa rasa khawatir lebih besar daripada ketakutan akan kecelakaan helikopter," ujarnya.
"Saya pikir harus ada pelatihan dengan asumsi crash. Okinawa mempelajari betapa berharganya hidup melalui studi perdamaian. Tapi simpati tidak menyebar ke pilot helikopter yang jatuh itu."
"Itu saja, saya ingin tahu apakah masih ada perasaan negatif terhadap militer AS. Jawabannya belum ditemukan," ujarnya.
Sementara itu Ahmad Shafiandri (25), seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Okinawa menceritakan pengalamannya saat merasakan imbas latihan militer AS di Oninawa Jepang.
Ahmad mengaku takut saat merasakan getaran helikopter milik AS tersebut yang mengguncang ruang kelas.
"Saya sebenarnya takut tapi aku tidak bisa mengatakannya," kata Ahmad Shafiandri (25), mahasiswa tahun ketiga dari Indonesia kepada Okinawa Times, Minggu (13/8/2023).
Baca juga: Helikopter Jatuh di Dekat Gunung Everest, 5 Penumpang Ditemukan Tewas dan 1 Belum Ditemukan
Ahmad sedang mempelajari budaya Jepang.
Setelah lulus dari sekolah bahasa Jepang di Kota Naha, dia pindah ke Universitas Nasional Okinawa.
"Saya malu untuk panik. Saya khawatir ketika saya melihat video kecelakaan helikopter di kelas, tetapi saya memutuskan untuk tidak terlalu khawatir," ujarnya.
Ahmad mengatakan mahasiswa lain di sekitarnya tampak tidak peduli sama sekali.
Bahkan ketika pesawat militer AS terbang, mereka berpura-pura tenang seperti orang lain.
"Sudah dua tahun empat bulan sejak saya kuliah di Universitas Nasional Okinawa. Mungkin karena tidak ada pangkalan militer AS di Indonesia, saya tidak melihat keuntungan memiliki pangkalan di Okinawa," ujarnya.
"Rasanya aneh dilindungi oleh Amerika Serikat setelah dikalahkan oleh Amerika Serikat dalam perang."
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.