Pembakaran Al-Quran Terjadi Lagi di Denmark, RI Kirim Nota Diplomatik dan Protes Dubes
Indonesia kembali mengecam keras pembakaran Al-Qur'an yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi di Denmark pada Sabtu (12/8/2023).
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kembali mengecam keras pembakaran Al-Qur'an yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi di Denmark pada Sabtu (12/8/2023).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan pernyataan kecaman keras beberapa kali dilakukan Indonesia merespon pembakaran kita suci umat Islam tersebut.
Tidak hanya mengirimkan nota diplomatik, Indonesia juga memanggil Duta Besar terkait yang berkantor di Jakarta.
"Terjadi lagi (pembakaran), kita kirim nota diplomatik lagi, kita panggil perwakilan di Indonesia lagi. Jadi setiap kali ada tindakan tersebut, kita mengirimkan nota diplomatik dan memanggil perwakilannya," kata Retno di Kantor Kemenlu Jakarta, Senin (14/8/2023).
Pembakaran dilakukan anggota-anggota kelompok ultranasionalis, Danske Patrioter, atau Danish Patriots di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, ibu kota Denmark.
Retno mengatakan setiap kali terjadi pembakaran, Indonesia mengirimkan nota diplomatik yang sangat keras.
Protes juga disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri atau Duta Besar Denmark di Jakarta .
"Perwakilan yang di Indonesia juga dipanggil," katanya.
Kepada Menlu Denmark dia juga menyampaikan posisi Indonesia yang sangat keras dan posisi negara-negara OKI terhadap masalah ini.
Retno mengatakan melecehkan kitab suci agama Islam di balik freedom of expression dapat menyebarkan kebencian.
Baca juga: Swedia Ungkap Risiko Pembakaran Alquran: Kami, Denmark, Belanda Jadi Target Prioritas Teroris
Hal ini juga melukai Muslim di dunia.
"Ini dapat menyebarkan kebencian, aksi provokasi ini menebarkan kebencian dan sangat berbeda dengan keinginan kita untuk terus berada di arah dialog antar agama," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.