Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Banyaknya Korban Kebakaran di Hawai: Saat 'Badai Api' Melanda, Tak Ada Peringatan Bahaya

Beberapa korban 'badai api' di Hawaii menyesalkan tidak adanya peringatan dini dalam bentuk apapun, termasuk dari sirine ataupun peringatan dini.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Penyebab Banyaknya Korban Kebakaran di Hawai: Saat 'Badai Api' Melanda, Tak Ada Peringatan Bahaya
AP/Matthew Thayer
Aula Gereja Waiola yang bersejarah di Lahaina dan Misi Lahaina Hongwanji di dekatnya dilalap api di sepanjang Jalan Wainee pada Selasa, 8 Agustus 2023, di Lahaina, Hawaii. (Matthew Thayer/The Maui News via AP) 

TRIBUNNEWS.COM- Beberapa korban 'badai api' di Hawaii menyesalkan tidak adanya peringatan dini dalam bentuk apapun, termasuk dari sirine ataupun peringatan melalui hanphone mereka.

Saksi Kebakaran Hawai mengatakan saat 'badai api' melanda, tak ada peringatan atau sirene yang berbunyi.

Lahaina, yang pernah menjadi ibu kota kerajaan Hawaii, sekarang menjadi krematorium raksasa.

"Kami mengambil sisa-sisa dan mereka hancur berantakan," kata kepala polisi Maui, John Pelletier pada hari Sabtu (13/8/2023) dikutip dari BBC.com.

Itu adalah empat hari setelah kebakaran besar membakar semak kering dan rumput dan melanda tepi barat pulau itu.

Hampir 100 kematian telah dikonfirmasi, menjadikan kebakaran hutan Lahaina sebagai yang paling mematikan di AS dalam lebih dari satu abad.

Tapi hanya 3 persen dari reruntuhan hangus di Lahaina, memicu kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat tajam.

Berita Rekomendasi

Lusinan orang yang selamat berbagi kisah pelarian dan kehilangan mereka.

Mereka memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang tragedi yang terjadi pada hari Selasa, ketika api yang bergerak dengan kecepatan satu mil per menit menyapu kota.

Satu hal yang sama disampaikan penduduk. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan peringatan resmi sebelum melarikan diri untuk keselamatan hidup mereka.

Ini menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan tanggap darurat yang jika berfurngsi akan memungkinkan lebih banyak orang bisa diselamatkan.

Pada Selasa pagi, warga Lahaina terbangun karena listrik padam. Telepon tidak terisi daya, jam alarm tetap tenang dan AC dimatikan.

Bagi Les Munn, seorang penduduk berusia 42 tahun, pemadaman itu diumumkan dengan sendirinya melalui panggilan terputus ke pantai timur negara itu.

Dia bangun jam 4 pagi hari itu untuk mengakomodasi perbedaan waktu enam jam. Di tengah percakapan, sambungan terputus.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas