Tambang Batu Giok Myanmar Longsor, 36 Orang Hilang Tersapu ke Dalam Danau
Tanah longsor terjadi di tambang batu giok di Kachin, Myanmar. Sejumlah 36 orang hilang tersapu ke dalam danau oleh sampah tambang.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Sekira 36 orang hilang setelah tanah longsor menyapu orang-orang yang bekerja di tambang batu giok ke dalam danau di Myanmar pada Minggu (13/8/2023).
Delapan orang lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit.
Tanah longsor di tambang batu giok itu terjadi di desa Manna, Kota Hpakant, yang berada di pegunungan terpencil di negara bagian Kachin.
"Lebih dari 30 penambang yang sedang menggali batu giok tersapu ke dalam danau ketika tanah longsor melanda di dekat desa Manna pada Minggu (13/8/2023) sekitar pukul 15.30 waktu setempat," kata pemimpin tim penyelamat lokal yang mengoordinasikan upaya pencarian, kepada The Associated Press pada Senin (14/8/2023).
Dia berbicara dengan syarat anonim karena dia takut ditangkap oleh militer, menurut kantor berita itu.
"Tanah dan puing-puing dari beberapa tambang di dekat desa meluncur 304 meter ke bawah tebing ke danau di bawah dan menabrak para penambang di jalan," kata pemimpin tim penyelamat itu, seperti diberitakan Al Jazeera.
Baca juga: 17 Pengungsi Rohingya Tewas Setelah Kapalnya Bermasalah di Laut Myanmar
"Lebih dari 100 pekerja penyelamat terlibat dalam pencarian korban selamat," kata seorang anggota tim penyelamat kepada Reuters melalui telepon, menolak untuk diidentifikasi karena masalah keamanan.
Badan tersebut melaporkan jumlah orang hilang sebanyak 36 orang.
Kesaksian Korban Selamat
Seorang penambang yang dirahasiakan identitasnya mengatakan kepada AP, tiga rekannya yang sedang menggali batu giok terbawa ke dalam danau oleh tanah longsor.
Dia mengatakan sebagian besar korban adalah laki-laki.
Mengutip saksi, Tar Lin Maung, seorang jurnalis lokal mengatakan tumpukan sampah yang runtuh pada hari Minggu tingginya sekitar 150 meter (492 kaki), dikutip dari Reuters.
"Tidak mungkin mereka bertahan hidup di danau berlumpur ini," kata Tar Lin Maung.
Baca juga: Penyelesaian Konflik Myanmar, Jokowi: Kompleks dan Perlu Waktu
Operasi Penyelamatan Masih Berlanjut