Pemimpin Mali Telepon Putin, Rusia Desak Resolusi Damai untuk Kudeta Niger
Pemimpin Mali Assimi Goita menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemimpin Rusia itu mendesak resolusi damai untuk penyelesaian kudeta Niger.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, berbicara dengan pemimpin militer Mali, Assimi Goita, melalui telepon pada Selasa (15/8/2023).
Mereka membahas situasi di Niger, di mana Presiden Mohamed Bazoum digulingkan oleh militer Niger.
"Putin menekankan pentingnya penyelesaian situasi secara damai untuk Sahel yang lebih stabil," kata Assimi Goita di X, Selasa (15/8/2023).
Kremlin mengatakan, panggilan telepon itu diprakarsai oleh Mali.
"Atas prakarsa pihak Mali, Vladimir Putin melakukan percakapan telepon dengan Presiden Masa Transisi Republik Mali Assimi Goita," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, Selasa.
"Para pihak secara khusus berfokus pada situasi saat ini di wilayah Sahara-Sahel dan menekankan, khususnya, pentingnya menyelesaikan situasi di Republik Niger semata-mata melalui cara politik dan diplomatik yang damai," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Junta Niger Larang AS Temui Presiden Bazoum, Ribuan Pendukung Kudeta Gelar Demo
Kremlin mengatakan pembicaraan itu sebagai kelanjutan dari pembicaraan tingkat tinggi Rusia-Malia yang diadakan di KTT Rusia-Afrika di St Petersburg, Rusia pada bulan lalu.
Junta Niger pada Selasa (15/8/2023) mengatakan pihaknya terbuka untuk pembicaraan guna menyelesaikan krisis regional yang disebabkan oleh kudeta militer pada 26 Juli 2023.
"Kami sedang dalam proses transisi. Kami telah menjelaskan seluk beluk, menegaskan kembali kesediaan kami untuk tetap terbuka dan berbicara dengan semua pihak, tetapi kami mendesak negara untuk merdeka," kata Ali Mahamane Lamine Zeine, yang diangkat sebagai perdana menteri oleh militer minggu lalu.
ECOWAS Aktifkan Pasukan Siaga
Baca juga: ECOWAS Beri Sinyal Operasi Militer di Niger, Mulai Aktifkan Pasukan Siaga
Seruan Vladimir Putin untuk resolusi damai datang beberapa hari setelah para pemimpin Afrika Barat yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memerintahkan "aktivasi" dan "pengerahan" pasukan siaga regional.
Presiden Pantai Gading (Ivory Coast), Alassane Ouattara, mengatakan sejumlah anggota setuju untuk memulai operasi militer sesegera mungkin.
Untuk mengaktifkan pasukan siaga, Pantai Gading akan mengirimkan pasukan 850 hingga 1.100 orang.
Alassane Ouattara mengatakan, ECOWAS masih membuka opsi damai untuk Niger dan pengerahan pasukan tergantung pada Junta Niger.
"Semuanya sekarang tergantung pada pasukan pemberontak yang merebut kekuasaan di negara tersebut. Tidak akan ada intervensi militer jika mereka mundur," kata Alassane Ouattara, seperti diberitakan France24.
Anggota ECOWAS lainnya, Presiden Nigeria, Bola Tinubu juga mengatakan pengerahan pasukan bisa menjadi pilihan terakhir bagi ECOWAS untuk mengembalikan pemerintahan Niger.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Niger