Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Mali Telepon Putin, Rusia Desak Resolusi Damai untuk Kudeta Niger

Pemimpin Mali Assimi Goita menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemimpin Rusia itu mendesak resolusi damai untuk penyelesaian kudeta Niger.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Pemimpin Mali Telepon Putin, Rusia Desak Resolusi Damai untuk Kudeta Niger
Mikhail METZEL / TASS Host Photo Agency / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin junta Mali, Assimi Goita, di Strel'na di luar Saint Petersburg pada 29 Juli 2023. --- Putin dan Assimi Goita berbicara melalui telepon untuk membahas situasi di Niger pada Selasa (15/8/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, berbicara dengan pemimpin militer Mali, Assimi Goita, melalui telepon pada Selasa (15/8/2023).

Mereka membahas situasi di Niger, di mana Presiden Mohamed Bazoum digulingkan oleh militer Niger.

"Putin menekankan pentingnya penyelesaian situasi secara damai untuk Sahel yang lebih stabil," kata Assimi Goita di X, Selasa (15/8/2023).

Kremlin mengatakan, panggilan telepon itu diprakarsai oleh Mali.

"Atas prakarsa pihak Mali, Vladimir Putin melakukan percakapan telepon dengan Presiden Masa Transisi Republik Mali Assimi Goita," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, Selasa.

"Para pihak secara khusus berfokus pada situasi saat ini di wilayah Sahara-Sahel dan menekankan, khususnya, pentingnya menyelesaikan situasi di Republik Niger semata-mata melalui cara politik dan diplomatik yang damai," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Junta Niger Larang AS Temui Presiden Bazoum, Ribuan Pendukung Kudeta Gelar Demo

Kremlin mengatakan pembicaraan itu sebagai kelanjutan dari pembicaraan tingkat tinggi Rusia-Malia yang diadakan di KTT Rusia-Afrika di St Petersburg, Rusia pada bulan lalu.

Berita Rekomendasi

Junta Niger pada Selasa (15/8/2023) mengatakan pihaknya terbuka untuk pembicaraan guna menyelesaikan krisis regional yang disebabkan oleh kudeta militer pada 26 Juli 2023.

"Kami sedang dalam proses transisi. Kami telah menjelaskan seluk beluk, menegaskan kembali kesediaan kami untuk tetap terbuka dan berbicara dengan semua pihak, tetapi kami mendesak negara untuk merdeka," kata Ali Mahamane Lamine Zeine, yang diangkat sebagai perdana menteri oleh militer minggu lalu.

ECOWAS Aktifkan Pasukan Siaga

Tentara Nigeria bagian dari pasukan Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) berlatih pada 19 Januari 2013 di pangkalan udara ke-101 di Bamako. Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara pada 19 Januari menyerukan komitmen internasional yang lebih luas untuk operasi militer di Mali, di mana pasukan Mali dan Prancis memerangi kelompok militan Islam yang menguasai wilayah utara negara itu yang gersang. Sekitar 2.000 anggota MISMA (Misi Internasional untuk Bantuan Mali), pasukan intervensi Afrika, diharapkan dikerahkan pada 26 Januari. Sekitar 100 tentara dari Togo dan Nigeria telah tiba di Bamako, dan sekitar 30 tentara lainnya dari Benin sedang dalam perjalanan. rute untuk bergabung dengan mereka. FOTO AFP / ERIC FEFERBERG
Tentara Nigeria bagian dari pasukan Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) berlatih pada 19 Januari 2013 di pangkalan udara ke-101 di Bamako. (FOTO AFP / ERIC FEFERBERG)

Baca juga: ECOWAS Beri Sinyal Operasi Militer di Niger, Mulai Aktifkan Pasukan Siaga

Seruan Vladimir Putin untuk resolusi damai datang beberapa hari setelah para pemimpin Afrika Barat yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memerintahkan "aktivasi" dan "pengerahan" pasukan siaga regional.

Presiden Pantai Gading (Ivory Coast), Alassane Ouattara, mengatakan sejumlah anggota setuju untuk memulai operasi militer sesegera mungkin.

Untuk mengaktifkan pasukan siaga, Pantai Gading akan mengirimkan pasukan 850 hingga 1.100 orang.

Alassane Ouattara mengatakan, ECOWAS masih membuka opsi damai untuk Niger dan pengerahan pasukan tergantung pada Junta Niger.

"Semuanya sekarang tergantung pada pasukan pemberontak yang merebut kekuasaan di negara tersebut. Tidak akan ada intervensi militer jika mereka mundur," kata Alassane Ouattara, seperti diberitakan France24.

Anggota ECOWAS lainnya, Presiden Nigeria, Bola Tinubu juga mengatakan pengerahan pasukan bisa menjadi pilihan terakhir bagi ECOWAS untuk mengembalikan pemerintahan Niger.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Niger

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas