Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Rusia Rekrut Napi Jadi Tentara: Bebas Kalau Ikut Perang Lalu Kembali Membunuh Lebih Sadis

Teror yang datang ke warga Rusia bukan datang dari Ukraina tapi justru dari narapidana yang direkrut untuk perang demi pengampunan.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Fenomena Rusia Rekrut Napi Jadi Tentara: Bebas Kalau Ikut Perang Lalu Kembali Membunuh Lebih Sadis
Erik Romanenko / TASS
Anggota pasukan tentara bayaran Grup Wagner. Perusahaan militer swasta (private military company) besutan pengusaha yang dikenal dekat dengan pemerintahan Kremlin, Yevgeny Prigozhin ini merekrut anggota mereka dari para narapidana berbagai macam kasus. Para Napi ini akan mendapat pengampunan jika ikut berperang di Ukraina namun dilaporkan kerap menimbulkan teror bagi warga Rusia. 

Fenomena Tentara Rusia Eks-Napi Bebas Seusai Perang di Ukraina, Kembali Membunuh Lebih Sadis

TRIBUNNEWS.COM - Kebutuhan personel yang tinggi di ketentaraan membuat Rusia membuat kebijakan untuk merekrut para narapida menjadi prajurit dalam masa invasinya ke Ukraina.

Para narapidana itu terdiri dari berbagai macam lapisan, mulai kelas teri hingga kelas kakap. Dari preman, tukang berkelahi, pencuri, perampok, hingga pembunuh sadis.

Kesemuanya, sesuai kontrak militer, akan dibebaskan dari hukuman mereka jika bersedia berperang di Ukraina.

Baca juga: Menteri Pertahanan Rusia: Senjata Butut Soviet Masih Lebih Unggul Ketimbang Senjata Modern Barat

Solusi jangka pendek ini menimbulkan masalah baru bagi Rusia, terutama di bidang sosial. Para napi yang kembali ke masyarakat seusai berperang, kembali berulah dan bahkan kembali melakukan kejahatan yang lebih berat dari sebelumnya.

Napi Narkoba Malah Jadi Pembunuh Sadis

Igor Sofonov, yang direkrut untuk berperang di Ukraina dari penjara di Rusia di mana dia menjalani hukuman atas tuduhan kasus narkoba, kembali ke kehidupan sipil musim semi ini.

Ikut berperang di Ukraina, dia telah diampuni dari hukumannya sebagai bagian dari kesepakatan dengan militer Rusia.

BERITA REKOMENDASI

Kenalan Sofonov mengatakan kepada The Moscow Times kalau kedinasan militer telah mengubahnya menjadi sosok yang lebih baik.

Tapi kebebasannya dari penjara dan ketentaraan rupanya tidak bertahan lama.

Sofonov yang berusia 37 tahun, ditangkap bulan ini bersama mantan narapidana lainnya Maxim Bochkarev (38) atas tuduhan yang lebih berat, pembunuhan.

Keduanya diduga sebagai pelaku penikaman sedikitnya enam orang hingga tewas dan membakar rumah para korban di sebuah desa di republik barat laut Karelia, Federasi Rusia.

Pembunuhan sadis ini memicu perdebatan sengit di Rusia soal kepantasan narapidana dapat ampunan sebagai imbalan atas dinas militer mereka.

Perdebatan ini menyoroti tantangan untuk mengintegrasikan orang-orang ini ke dalam masyarakat ketika mereka kembali ke rumah.

Hukuman penjara Sofonov bukanlah pengalaman pertamanya dengan kejahatan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas