Hindari Perang dengan Rusia, Scholz: Jerman Tak akan Tempatkan Pasukan di Ukraina
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Jerman tak akan menempatkan pasukan di Ukraina untuk menghindari perang dengan Rusia, pilih memasok senjata.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan tidak akan menempatkan pasukannya di Ukraina untuk menghindari perang dengan Rusia.
Meski tidak mengirim pasukan, Jerman akan terus memasok senjata ke Ukraina.
Komentar itu muncul saat Jerman mempertimbangkan untuk memasok rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina.
"Apaka ada bahaya Jerman menjadi terlibat aktif dalam perang?" tanya wartawan Augsburger Allgemeine kepada Olaf Scholz.
"Saya melakukan yang terbaik untuk mencegahnya. Inilah alasan tidak ada tentara Jerman di Ukraina dan tidak akan pernah ada," kata Olaf Scholz.
Kanselir Jerman itu menambahkan, setiap keputusan dalam hal ini telah diambil dengan hati-hati dan berkoordinasi dengan sekutu.
"Barat tidak ingin konflik berkembang menjadi perang antara Rusia dan NATO," menurut Olaf Scholz, lapor RT.
Baca juga: Rudal Rusia Serang Chernihiv, 7 Orang Ukraina Tewas dan 90 Lainnya Terluka
Ia mengatakan, itu adalah prinsip pemerintah Jerman untuk terus mengawasi apa yang dilakukan sekutunya untuk menghindari kemungkinan konfrontasi antara Rusia dan NATO.
“Dan ini selalu menjadi prinsip kami,” tegasnya.
"Kami selalu menimbang keputusan kami dan akan terus melakukannya," lanjutnya, lapor TASS.
Selain Jerman, Olaf Scholz mengatakan negara Barat lainnya juga akan tetap memasok senjata untuk Ukraina.
Menurutnya, itu adalah keputusan yang tepat untuk memasok tank Leopard ke Ukraina jika Amerika Serikat (AS) mengirim kendaraan tempur mereka juga.
"Kami akan mendukung Ukraina dan kami memasok senjata, yang merupakan pelanggaran tabu - dalam beberapa dekade terakhir Jerman tidak pernah memasok senjata apa pun ke zona konflik, dengan pengecualian yang jarang terjadi," katanya.
Kanselir Jerman itu menilai, pasokan senjata dari Jerman adalah keputusan yang tepat untuk membantu Ukraina karena invasi Rusia yang tidak dapat diterima.