Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Utara Respons Latihan Tempur AS dan Korea Selatan Sebagai Ancaman, Mau Perang Nuklir Beneran?

Korea Utara memperingatkan akan terjadinya ‘perang termonuklir’ sebagi respons atas latihan tempur yang dilakukan Amerika Serikat dan Korea Selatan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Korea Utara Respons Latihan Tempur AS dan Korea Selatan Sebagai Ancaman, Mau Perang Nuklir Beneran?
KCNA / KNS / AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) mengawasi peluncuran rudal jelajah dari kapal perang di Laut Jepang, pada 21 Agustus 2023. 

Korea Utara Respons Latihan Tempur AS dan Korsel Sebagai Ancaman, Mau Perang Nuklir Beneran?

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menilai hubungan dekat militer Amerika Serikat dengan Korea Selatan membawa kawasan itu lebih dekat ke perang nuklir.

Pyongyang menuduh, Amerika Serikat membuat manuver yang menyebabkan potensi konflik besar-besaran lebih mungkin terjadi di semenanjung Korea.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) yang dikelola negara, Selasa (22/8/2023), melansir kalau 'Ulchi Freedom Shield' -latihan 11 hari AS-Korea Selatan yang sedang berlangsung-  adalah latihan untuk "perang yang sebenarnya untuk menyerang Korea Utara.

"Karakter agresif dari latihan menjadi semakin mencolok,” tulis KCNA.

Baca juga: Parade Militer Korea Utara: Kantor Kim Jong-Un Berhias Foto Raksasa Putin, Rudal Bisa Jangkau AS

Pihak Pyongyang lebih lanjut menegaskan bahwa jika selama latihan ini, AS dan sekutunya menerapkan prinsip-prinsip yang disepakati minggu lalu di Camp David, Maryland, maka perang nuklir akan sangat potensial terjadi.

"Kemungkinan pecahnya perang termonuklir di Semenanjung Korea akan menjadi lebih realistis,” tulis laporan tersebut terkait sikap Pyongyang.

Berita Rekomendasi

Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden menjamu mitranya dari Korea Selatan, Presiden Yoon Suk-yeol, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Camp David pada hari Jumat.

Dalam pernyataan bersama, ketiga pemimpin berjanji untuk meningkatkan hubungan militer dan “membawa kerja sama keamanan trilateral kami ke tingkat yang lebih tinggi.”

Mereka juga mengutuk uji coba rudal balistik Pyongyang dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menuduh Korea Utara melakukan serangan dunia maya.

Korea Utara secara tradisional menganggap latihan AS dengan Korea Selatan dan Jepang sebagai ancaman.

Washington, sementara itu, mengatakan manuver itu murni bersifat defensif.

Rudal balistik Hwasong-18 terbaru dipamerkan i acara parade militer terbesar Korea Utara.
Rudal balistik Hwasong-18 terbaru dipamerkan i acara parade militer terbesar Korea Utara. (KCNA)

Latihan, yang dimulai pada hari Senin, terdiri dari lebih dari 30 latihan terpisah, menggabungkan permainan perang yang disimulasikan komputer dengan pelatihan lapangan.

Menurut Angkatan Laut AS, latihan tersebut akan membantu untuk “memperkuat peran aliansi [AS-Korea Selatan] sebagai kunci perdamaian dan keamanan di kawasan.”

Sementara itu, Kolonel Lee Sung-jun, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengatakan kepada wartawan bahwa latihan itu bertujuan untuk "melawan ancaman yang semakin maju dari Korea Utara."

Pyongyang telah menanggapi latihan semacam itu dengan uji senjatanya sendiri, menembakkan proyektil ke Laut Jepang dan Laut Kuning.

Penjaga Pantai Jepang mengatakan pada hari Selasa bahwa Korea Utara telah memberitahu mereka tentang rencana peluncuran satelit ke luar angkasa akhir bulan ini.

Peluncuran satelit Pyongyang sebelumnya pada Mei berakhir dengan kegagalan.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas