China Anggap Kemesraan AS-Taiwan Kelewat Batas: Ancam Konsekuensi Mematikan
Peringatan China itu dilansir The Global Times, sebuah surat kabar komunis yang dikelola pemerintah di Tiongkok.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
China Anggap Kemesraan AS-Taiwan Kelewat Batas: Ancam Konsekuensi Mematikan
TRIBUNNEWS.COM - China dilaporkan memperingatkan Amerika Serikat kalau negara adidaya itu telah melewati batas atas bantuan dan dukungannya terhadap Taiwan.
Peringatan China ke AS itu disertai ancaman kalau 'badai dengan konsekuensi mematikan' sedang terjadi.
Peringatan China itu dilansir The Global Times, sebuah surat kabar komunis yang dikelola pemerintah di Tiongkok.
Baca juga: Makin Panas, Jepang Kirim Jet-Jet Tempur Buru Pesawat Bomber China yang Terbang di Okinawa
Ulasan di kolom opini media tersebut pada Kamis (31/8/2023), mengkritik program pendanaan militer senilai 80 juta dolar AS yang baru-baru ini diumumkan Amerika Serikat untuk Taiwan.
"Dengan meningkatnya jumlah dan intensitas metode intervensinya, maka timbullah dan badai konsekuensi mematikan yang akan segera terjadi bagi Taiwan, tidak dapat diabaikan,” tulis ulasan tersebut.
“Ketidakpuasan yang kuat dan penentangan tegas Tiongkok terlihat jelas, namun tanggapan Tiongkok terhadap provokasi terus-menerus yang dilakukan AS terhadap 'pertanyaan' Taiwan tidak akan terbatas pada 'pernyataan' belaka,” tambah Global Times.
Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah Associated Press melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyetujui transfer militer sebesar $80 juta ke Taiwan di bawah program Pembiayaan Militer Asing (FMF).
"Saat memberi tahu Kongres, Departemen Luar Negeri AS mengatakan transfer tersebut akan “digunakan untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri Taiwan melalui kemampuan pertahanan bersama dan gabungan serta meningkatkan kesadaran domain maritim dan kemampuan keamanan maritim,” lapor AP.
Menurut AP, FMF biasanya digunakan untuk negara berdaulat, dan Tiongkok terus mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.
Sementara AS tidak setuju dan mengatakan Taiwan adalah negara merdeka.
Selain Global Times, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengkritik transfer militer AS ke Taiwan pada Kamis.
"Keputusan AS untuk menyediakan senjata ke wilayah Taiwan di Tiongkok berdasarkan apa yang disebut Pembiayaan Militer Asing yang digunakan untuk negara-negara berdaulat sangat melanggar prinsip satu Tiongkok dan ketentuan tiga komunike bersama Tiongkok-AS, khususnya Komunike 17 Agustus 1982," kata Wang.
“Langkah ini sangat melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional, melemahkan kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok, merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada kekuatan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’," tambahnya.
Dia secara tegas mengatakan Tiongkok menyesalkan dan secara tegas menentang tindakan AS tersebut.
“Hanya ada satu Tiongkok di dunia dan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah Tiongkok. Masalah Taiwan sepenuhnya merupakan urusan dalam negeri Tiongkok dan tidak boleh ada campur tangan pihak asing,” katanya
Meskipun ada kritik dari Tiongkok, jajak pendapat yang dilakukan oleh Newsweek pada bulan April menemukan bahwa 56 persen warga Amerika mengatakan bahwa mereka akan menyetujui intervensi militer AS jika Tiongkok menginvasi Taiwan.
(oln/*/AP/NW/GT)