Kala Ancaman Rudal Sarmat Berhulu Ledak Nuklir Rusia Menyapa Langsung Amerika Serikat
AS mungkin berada dalam bahaya jika serangan rudal Rusia dilancarkan langsung ke negara tersebut, merujuk pada jangkauan terbaru Rudal Sarmat RS-23
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kala Ancaman Rudal Sarmat Berhulu Ledak Nuklir Menyapa Langsung Amerika Serikat
TRIBUNNEWS.COM - Ancaman penggunaan nuklir dari Rusia terkait perang dengan Ukraina kali ini menyapa langsung Amerika Serikat (AS), negara Barat yang dikenal sebagai 'ketua kelas' yang menyeponsori bantuan militer ke Kiev.
Ancaman itu dilontarkan Igor Korotchenko, editor surat kabar National Defense, media yang dikelola pemerintah Rusia.
Dia memperingatkan kalau AS mungkin berada dalam bahaya jika serangan rudal Rusia dilancarkan langsung ke negara tersebut, merujuk pada jangkauan terbaru Rudal Sarmat RS-23 yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Baca juga: Ukraina Ancam Luncurkan Rudal Jarak Jauh ke Rusia, Roket Ala Taurus 700 Km Jadi End Game?
Igor Korotchenko melontarkan ancaman itu saat menjadi pembicara di saluran televisi, Russia 1.
Tamu di acara ini diketahui memang kerap menyerukan serangan terhadap sekutu Ukraina.
Pada momen itu, Igor secara lugas menyebut kalau Rusia duluan yang dapat ancaman dari AS dan NATO.
“Rusia diperingatkan dan diancam bahwa jika kita berperilaku buruk, atau jika menurut pendapat Ben Hodges (anggota senior NATO urusan logistik), kita melampaui apa yang dia anggap sebagai batas yang diperbolehkan untuk penggunaan semua jenis senjata Rusia, dia mengancam kami dengan lebih dari sekedar serangan di jembatan Krimea,” kata Korotchenko.
Diketahui, Hodges memang telah berulang kali menyerukan agar Ukraina diberikan semua senjata yang diperlukan untuk merebut kembali Krimea, seperti ATACMS, (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat), yang memungkinkan serangan presisi jarak jauh di semenanjung yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014.
Korotchenko mengatakan kalau Hodges yakin AS potensial untuk mempertimbangkan serangan terhadap pangkalan Armada Laut Hitam Rusia dan pasukannya di Krimea, serta menyerang pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus, Suriah.
"Saya yakin kalau ini bukan hanya pernyataan seorang pensiunan jenderal AS tetapi juga kampanye informasi terpadu yang dirancang untuk mempengaruhi kami dan khalayak Barat," kata Korotchenko.
Meskipun AS adalah penyedia bantuan militer terbesar ke Ukraina, AS berupaya keras menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia.
Sejauh ini, AS tidak membuat ancaman untuk menyerang sasaran yang dimaksud Korotchenko.
Namun Korotchenko mengatakan harus ada batasan tentang apa yang akan menentukan penggunaan dan diperbolehkannya senjata nuklir taktis.