Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jarang Tinggalkan Pyongyang, Presiden Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan akan ke Rusia

Presiden Korea Utara Kim Jong Un yang jarang meninggalkan Pyongyang, dikabarkan akan pergi ke Rusia bulan ini dan akan naik kereta lapis baja.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Jarang Tinggalkan Pyongyang, Presiden Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan akan ke Rusia
Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di kampus Universitas Federal Timur Jauh di pulau Russky di pelabuhan Vladivostok Rusia timur jauh pada 25 April 2019. Kini, Presiden Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan akan pergi ke Rusia bulan ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Utara Kim Jong Un yang jarang meninggalkan Pyongyang, dikabarkan akan pergi ke Rusia bulan ini.

Kemungkinan besar Kim akan naik kereta lapis baja dari Ibu Kota Korea Utara ke kota pelabuhan Rusia Vladivostok, lapor The New York Times.

Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan di Rusia, Kim Jong Un akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Keduanya diprediksi akan membahas soal memasok senjata dari Korea Utara ke Rusia untuk perang di Ukraina.

Meski demikian rincian terkati pertemuan Kim Jong Un dan Vladimir Putin belum jelas.

Ada juga kabar yang menyebutkan, bahwa Kim Jong Un dan Putin dijadwalkan untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur dijadwalkan berlangsung dari 10-13 September di kampus Universitas Federal Timur Jauh di Vladivostok.

Baca juga: Kim Jong Un akan Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Bahas Kemungkinan Pengiriman Senjata

Kim juga berencana mengunjungi Pier 33, tempat kapal angkatan laut dari armada Pasifik Rusia berlabuh.

Berita Rekomendasi

Presiden Korea Utara dan Vladimir Putin pertama kali bertemu pada 2019 lalu.

Mereka mengupayakan kerja sama militer dan ekonomi untuk melawan meningkatnya isolasi internasional yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara.

Putin berkeinginan untuk mengamankan peluru artileri dan rudal antitank Korea Utara.

Sementara Kim berharap, Kremlin akan membalasnya dengan teknologi untuk satelit dan kapal selam bertenaga nuklir, kata para pejabat kepada New York Times.

Kim juga mencari bantuan pangan di tengah laporan kekurangan pangan kronis dan tingginya angka kekurangan gizi di kalangan anak balita di Korea Utara.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-559: Kim Jong Un akan Kunjungi Rusia dan Bertemu Vladimir Putin

Gambar yang diambil pada 25 April 2019 dan dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 26 April menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri resepsi setelah pembicaraan mereka di Federal Timur Jauh Kampus universitas di pulau Russky di pelabuhan Vladivostok Rusia timur jauh. KCNA VIA KNS/AFP
Gambar yang diambil pada 25 April 2019 dan dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 26 April menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri resepsi setelah pembicaraan mereka di Federal Timur Jauh Kampus universitas di pulau Russky di pelabuhan Vladivostok Rusia timur jauh. KCNA VIA KNS/AFP (KCNA VIA KNS/AFP)

Rencana perjalanan ini muncul di tengah spekulasi bahwa Rusia mengusulkan agar Korea Utara berpartisipasi dalam latihan angkatan laut bersama dengan Tiongkok.

Reaksi Amerika Serikat

Juru bicara Dewa Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, mencatat bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, telah melakukan perjalanan ke Korea Utara baru-baru ini untuk mencari amunisi tambahan untuk perang di Ukraina.

“Kami mendapat informasi bahwa Kim Jong-un memperkirakan diskusi ini akan terus berlanjut, termasuk keterlibatan diplomatik tingkat pemimpin di Rusia,” kata Watson.

Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Putin dan Kim telah bertukar surat setelah kunjungan Shoigu.

Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dan Joe Biden tidak menanggapi ketika ditanyai tentang perkembangan tersebut.

AS sebelumnya telah memperingatkan bahwa Korea Utara dapat memberikan lebih banyak senjata kepada Rusia untuk perang di Ukraina.

Baca juga: Kim Jong-Un Marah Besar Karena Pejabatnya Gagal Cegah Kerusakan Akibat Badai Tropis

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pekan lalu bahwa AS khawatir bahwa negosiasi senjata antara kedua negara mengalami kemajuan aktif.

AS, Inggris, Korea Selatan dan Jepang mengatakan bahwa segala kesepakatan persenjataan antara Korea Utara dan Rusia akan melanggar resolusi dewan keamanan PBB.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas