Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berkat Bukti DNA, Pria AS Bebas dari Kasus Pemerkosaan setelah 47 Tahun Lamanya

Pria asal Amerika Serikat, Leonard Mack, bebas dari kasus pemerkosaan berkat bukti DNA. Bebas dari tuduhan bersalah setelah 47 tahun lamanya.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Berkat Bukti DNA, Pria AS Bebas dari Kasus Pemerkosaan setelah 47 Tahun Lamanya
Twitter @innocence
Pria asal Amerika Serikat, Leonard Mack, bebas dari kasus pemerkosaan berkat bukti DNA. 

TRIBUNNEWS.COM - Pria asal Amerika Serikat, Leonard Mack, bebas dari kasus pemerkosaan berkat bukti DNA.

Leonard Mack secara resmi dibebaskan pada hari Selasa waktu setempat, 47 tahun setelah dirinya dinyatakan bersalah melakukan pemerkosaan pada tahun 1976.

Bukti DNA menunjukkan bahwa Leonard yang saat ini berusia 72 tahun ternyata tak bersalah.

Kata Jaksa Wilayah Westchester County, Miriam E. Rocah, dalam sebuah pernyataan, dilansir CBS News.

Baca juga: Sejumlah Pemimpin Negara Mitra ASEAN Telah Hadir di Jakarta: PM Cina hingga Wapres Amerika Serikat

Mereka kemudian mengidentifikasi seorang terpidana pelaku kejahatan seksual setelah mereka memeriksa DNA melalui database, dan kantor Kejaksaan mengatakan orang tersebut kini telah mengakui pemerkosaan tersebut. 

"Pembebasan tuduhan ini menegaskan bahwa hukuman yang salah tidak hanya merugikan terpidana yang salah, tetapi juga membuat kita semua kurang aman," kata Rocah dikutip dari CBS News.

Mack, yang menjalani hukuman tujuh setengah tahun penjara atas kejahatan tersebut, kemudian juga ikut buka suara.

BERITA REKOMENDASI

"Saya tidak pernah putus asa bahwa suatu hari nanti saya akan terbukti tidak bersalah," tuturnya.

Kilas Balik

Pada tanggal 22 Mei 1975, polisi menghentikan Mack di Greenburgh, New York, dua setengah jam setelah dua gadis remaja dicegat oleh pemerkosa saat mereka dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Seorang remaja diperkosa dengan kejam. Remaja lainnya melepaskan diri dan berlari ke sekolah terdekat di mana seorang guru kemudian menelepon polisi.

Serangan itu terjadi di lingkungan yang mayoritas penduduknya berkulit putih.

Departemen Kepolisian Greenburgh telah memanggil tersangka laki-laki berkulit hitam berusia awal 20-an, kata pernyataan itu.

Mack, yang berkulit hitam, sedang mengemudi melalui lingkungan sekitar pada saat itu, dan meskipun dia mengenakan pakaian yang berbeda dari tersangka dan memiliki alibi, dia dibawa ke kantor polisi.

Leonard Mack1
Pria asal Amerika Serikat, Leonard Mack, bebas dari kasus pemerkosaan berkat bukti DNA.

Dalam kasus ini, terjadi bias rasial yang membuat Mack terus diperiksa dan alasan mengapa polisi tidak menyelidiki calon tersangka lainnya.

Berdasarkan laporan National Registry of Exonerations pada tahun 2022, orang Amerika berkulit hitam tujuh kali lebih mungkin dihukum karena kejahatan serius dibandingkan orang Amerika berkulit putih.

Pusat Informasi Hukuman Mati menemukan bahwa tuduhan pembunuhan terhadap orang kulit hitam memiliki kemungkinan 22 persen lebih besar untuk dikaitkan kesalahan polisi.

Ternyata para korban mengidentifikasi Mack melalui serangkaian prosedur identifikasi yang bermasalah, kata Innocence Project.

Sementara itu, Mack, yang telah tinggal di Carolina Selatan bersama istrinya selama 21 tahun kemudian merasa lega dengan keputusan bahwa dirinya dinyatakan tak bersalah.

"Sekarang kebenaran telah terungkap dan saya akhirnya bisa bernapas. Saya akhirnya bebas," kata Leonard Mack.

(Tribunnews.com/Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas