Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata Pembunuh Pelajar Wanita WNI di Jepang Pernah Tinggal di Indonesia

Pembunuh pelajar Indonesia di Jepang Josi Putri Cahyani (23) yaitu Keiichiro Kajimura (40) ternyata pernah ke Indonesia setelah selesai bekerja

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ternyata Pembunuh Pelajar Wanita WNI di Jepang Pernah Tinggal di Indonesia
Facebook/Keiichirou Kajimura
Josi Putri Cahyani sempat curhat diancam oleh Keiichiro Kajimura sebelum tewas dibunuh di Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembunuh pelajar Indonesia di Jepang Josi Putri Cahyani (23) yaitu Keiichiro Kajimura (40) ternyata pernah ke Indonesia setelah selesai bekerja sebagai mantan pekerja dekontaminasi PLTN Fukushima Jepang.

"Pria tersebut (Kajimura) telah meninggalkan Jepang dan sempat  tinggal di Indonesia yang kebetulan merupakan tanah air Josi yang telah meninggal dunia," tulis Shueisha Online dalam beritanya tanggal 5 September 2023.

Kapan Kajimura ke Indonesia dan berapa lama tidak disebutkan di dalam berita Shueisha Online tersebut. Namun yang pasti setelah selesai bekerja sebagai pekerja dekontaminasi di Fukushima.

Kajimura ternyata pernah dipenjara dua kali. Pertama kali Kajimura ditangkap polisi pada April 2013 setelah dituntut karena penggelapan 70.000 yen oleh seorang pekerja dekontaminasi yang tinggal di asrama yang sama di Kota Iwaki prefektur Fukushima.

Kedua kali Kajimura sempat dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena kasus pembunuhan konsensual yang terjadi enam tahun lalu di Kota Shingu, Prefektur Wakayama, dan dijatuhi hukuman Penjara Kyoto, di mana ia dibebaskan dari penjara pada Mei 2023.

Di masa lalu sekitar tahun 2013 ternyata Kajimura pernah menjadi pekerja dekontaminasi sampah nuklir PLTN Fukushima.

BERITA REKOMENDASI

Kajimura, yang bekerja sebagai pekerja dekontaminasi di kota Naraha di Prefektur Fukushima, merasa terganggu dengan  dekontaminasi yang buruk  dan  tunjangan yang tidak dibayar serta khawatir dengan moral tempat tersebut, dan menelepon Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.

Namun permasalahan tersebut tidak kunjung terselesaikan, maka Kajimura laporkan ke kantor pusat Asahi Shimbun.

Setelah itu, reporter wanita A diutus untuk bertanggung jawab mendekati Kajimura sebagai sumber berita rahasia.

Artikel tentang "dekontaminasi yang ceroboh", yang bekerja sama dengan Kajimura, menjadi berita besar sehingga kemudian Asahi dianugerahi Penghargaan Asosiasi Surat Kabar Jepang.

Namun, Kajimura kemudian menuduh melalui "Weekly Shincho" bahwa serangkaian artikel di Asahi Shimbun telah "diproduksi dan ditampilkan sendiri". Padahal beritanya dianggapnya dari Kajimura.


Teman Kajimura di lokasi dekontaminasi Fukushima menceritakan kepada Sueisha Online, "Meskipun kami berasal dari perusahaan yang berbeda, kami berdua diperlakukan dengan buruk. Biasanya, kami dibayar hampir 30.000 yen sehari, tapi kami hanya mendapat 5.000 atau 6.000 yen sehari."

"Saya juga mengumpulkan 5 atau 6 orang seperti itu dan  Kajimura memimpin dan membocorkannya ke berbagai media.Khususnya ke wartawan A dari Asahi Shimbun yang berhubungan baik dengan  Kajimura dan sering berkonsultasi. Saya juga diberi perekam oleh orang itu dan mencatat ucapan  bos saya di perusahaan itu. Dari apa yang saya lihat,  Kajimura pasti menyukai  A sebagai seorang wanita, tapi  A saya rasa dia hanya memanfaatkannya.”

Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz  Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas