Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Bupati Kebumen saat Gempa di Maroko: Seperti Ada Ombak Besar di Bawah Hotel

Usai terjadi gempa besar, banyak tamu hotel tidak berani tidak di kamar dan memilih di ruang terbuka karena masih terjadi gempa susulan.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kesaksian Bupati Kebumen saat Gempa di Maroko: Seperti Ada Ombak Besar di Bawah Hotel
AFP/FADEL SENNA
Penduduk desa memeriksa puing-puing rumah yang runtuh di Tafeghaghte, 60 kilometer (37 mil) barat daya Marrakesh, pada 10 September 2023, dua hari setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan 6,8 skala Richter melanda negara itu. Warga Maroko pada tanggal 10 September berduka atas para korban gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.000 orang ketika tim penyelamat berlomba untuk menemukan korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan desa yang rata dengan tanah. (Photo by FADEL SENNA / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kepala daerah asal Indonesia berada di Maroko saat gempa dahsyat melanda, pada Jumat (8/9/2023) malam.

Mereka yakni Bupati Sukabumi Marwan Hamami dan Bupati Kebumen, Jawa Tengah, Arif Sugiyanto.

Baik Bupati Marwan Hamami maupun Arif Sugiyanto datang ke Maroko untuk menghadiri Konferensi Internasional ke 10 tentang Geopark Global UNESCO yang diselenggarakan oleh M’Goun UNESCO Global Geopark.

Baca juga: Korban Gempa Maroko Bertambah, Dilaporkan 2.122 Orang Tewas dan 2.421 Luka-luka

Beruntung mereka selamat dari gempa berkekuatan 6,9 skala Richter tersebut.

Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) melaporkan, pusat gempa berkekuatan 6,9 skala richter terjadi di Maroko hampir 80 kilometer dari Marrakesh.

Gempa terjadi di tepi barat lempengan sabuk Alpine-Himalaya yang melintasi Maroko, Spanyol, Italia, Yunani, Afghanistan, dan India.

Kondisi Marwan Hamami pun diungkap Sekretaris Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Diskominfosan) Kabupaten Sukabumi, Herdy Somantri.

BERITA TERKAIT

"Menurut informasi dari tim yang mendampingi kegiatan dengan pak bupati bahwa betul semalam jam 11.10 waktu Maroko terjadi gempa bumi, dengan pusat gempa berada di Pegunungan Atlas Tinggi, 71 km (44 mil) barat daya Marrakesh, pada kedalaman 18,5 km," kata pria yang akrab disapa Bima tersebut, Minggu (10/9/2023).

Bima menjelaskan, kondisi hotel yang ditempati Marwan Hamami retak-retak. Sehingga hampir seluruh penghuni hotel tidur di luar, termasuk Marwan Hamami.

Menurutnya, Bupati Marwan Hamami selamat dalam peristiwa itu.

"Sesuai informasi yang kami dapat alhamdulillah rombongan dari Indonesia dan Kabupaten Sukabumi dalam keadaan baik-baik saja dan pak Bupati alhamdulillah dalam kondisi baik, malam menurut info beliau turut membantu yang lain setelah terjadi gempa. Memang penghuni hotel yang sama banyak tidur di luar hotel karena banyak retakan di bangunan hotel," kata Bima.

"Saya mohon doanya agar semua baik-baik saja dan tidak ada gempa susulan besar, sehingga semua bisa pulang ke tanah air dengan selamat," tambahnya.

Sementara itu Arif Sugiyanto pun menceritakan detik-detik gempa terjadi.

"Gempa terasa sangat cepat datangnya seperti gemuruh atau ombak yang sangat besar melalui bawah hotel, barang-barang berjatuhan, dan sebagian tembok rontok," kata Arif.

Namun demikian, Arif bersyukur karena seluruh delegasi dari Indonesia selamat.

"Alhamdulillah semua aman, selamat," ujar Arif.

Menurut Arif, sampai saat ini gempa susulan masih terasa dan kerap terjadi. Bahkan sebagian pengunjung hotel memilih tidur di area terbuka dekat kolam renang.

"Adapun kami tetap tidur di kamar. Gempa susulan terjadi beberapa kali dengan intensitas lebih kecil," ucap Arif.

Arif belum tahu apakah kepulangannya ke Indonesia akan dipercepat. Pasalnya, ia bersama tamu-tamu dari Indonesia dan negara lain masih harus mengikuti rangkaian Konferensi Internasional ke-10 tentang Geopark Global UNESCO itu.

"Untuk rencana pulang, belum tahu apakah dipercepat atau tidak, masih harus dikoordinasikan dengan penyelenggara," kata Arif.

Prabowo Wiratmoko Jati yang bekerja sebagai anggota staf di KBRI Rabat juga menceritakan detik-detik gempa yang terasa hingga ibu kota Rabat.

Sebelum terjadi gempa, Bowo sudah bersiap untuk tidur. Dia ketika itu sedang dalam posisi tiduran tengkurap sambil melihat HP di kasur.

Dalam kondisi tersebut, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan suara berisik burung cockatiel atau burung parkit Australia peliharaannya.

Burung itu didapati menabrakkan diri berulang kali ke sangkar. Setelah itu kepalanya terasa ada yang mendorong dari belakang.

"Lalu, saya coba berdiri kok rasanya sempoyongan. Dalam hati langsung berkata, wah ini gempa. Jadilah saya langsung keluar kamar sambil membangunkan istri dan anak-anak," jelas dia.

Salah seorang anaknya ternyata belum tidur dan dia merasakan juga gempa sehingga langsung ikut keluar rumah.

"Semua penguni apartemen Jenan Nahda Fadesa berteriak
dan takbir berhamburan ke luar gedung apartemen," ungkapnya.

Bowo bercerita, saat hendak membuka pintu untuk ke luar rumah, dirinya sempat melihat akuarium bergoncang keras sampai airnya mau tumpah.

"Akhirnya semua penghuni Fadesa berkumpul di lapangan parkir," kata dia.

Bowo memutuskan untuk menunggu selama 30 menit di luar rumah sebelum kemudian masuk lagi guna mengambil kunci mobil, dompet, dan ganti pakaian.

"Kami bersiap untuk meninggalkan apartemen apabila ada gempa susulan yang lebih besar. Tapi, setelah menunggu lebih dari sejam, tidak terjadi gempa, dan kami mulai masuk rumah masing-masing," jelasnya.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri(Kemlu) RI Judha Nugraha mengatakan delegasi Indonesia di Marakesh yang mengikuti The 10th
International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023 juga terpantau aman.

"KBRI Rabat terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mengenai kemungkinan adanya WNI yang terdampak," tutur Judha.

Terdapat sekitar 500 WNI yang tinggal menetap di Maroko. Hotline KBRI Rabat dapat dihubungi pada nomor +212 661095995.

Baca juga: Sikap Terpuji Ronaldo, Sulap Hotel Mewah Miliknya Jadi Tempat Pengungsian Korban Gempa di Maroko

Laporan terbaru mengungkapkan korban tewas akibat gempa bumi Maroko telah meningkat menjadi 2.012 orang.

Lebih dari 2.059 orang lainnya terluka, menurut saluran TV pemerintah Maroko 2M, yang mengutip Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian mengatakan 1.404 orang berada dalam kondisi kritis.

Guncangan gempa merusak bangunan, dan membuat penduduk yang ketakutan meninggalkan rumah mereka ke jalan-jalan demi keselamatan.

Warga Marrakesh, kota besar terdekat dengan pusat gempa, mengatakan beberapa bangunan runtuh di kota tua tersebut yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.

Televisi lokal menayangkan gambar menara masjid yang runtuh dengan puing-puing tergeletak di atas mobil yang hancur.

Gempa bumi terjadi pada Jumat (8/9) malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

USGS memperkirakan pusat gempa terjadi di Pegunungan Atlas, sekitar 75 km (44 mil) dari Marrakesh, kota terbesar keempat di negara tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita mendalam kepada masyarakat Maroko pascagempa kuat mengguncang pada Jumat malam.

Jokowi menuturkan, Indonesia mendoakan semua orang yang meninggal dalam gempa berkekuatan 6,8 skala richter itu.

"Saya turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya kepada masyarakat Maroko setelah gempa kuat tersebut. Pikiran dan doa kami bersama para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang terdampak," tulis Jokowi dalam Bahasa Inggris dikutip dari aplikasi X.(Tribun Network/fel/Aljazeera/rin/kps/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas