Taeyangho, Kereta Api Lapis Baja yang Dinaiki Kim Jong Un ke Rusia untuk Temui Putin
Rangkaian kereta berwarna hijau tua yang dinaiki Kim Jong Un diberi nama 'Taeyangho' - yang dalam bahasa Korea berarti Matahari.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rangkaian kereta api berwarna hijau tua yang dinaiki Kim Jong Un menuju Rusia, diberi nama 'Taeyangho'.
Dalam Bahasa Korea, Taeyangho berarti Matahari.
Dalam artikel tahun 2009 dari koran Korea Selatan, Chosun Ilbo, kereta api mewah ini memiliki total 90 gerbong dengan standar keamanan lapis baja dan antipeluru.
Karena muatan yang banyak dan dilengkapi berbagai sistem pengamanan, kereta ini hanya berjalan dengan kecepatan yang terbilang lambat, hanya 55 kilometer per jam.
Dilengkapi Helikopter dan Senjata Serang
Kereta yang biasa digunakan para pemimpin Korea Utara untuk dinas keluar negeri ini merupakan buatan sebuah pabrik lokal di Pyongyang.
Namun, kereta ini sangat aman hingga dijuluki sebagai 'Benteng Bergerak'.
Baca juga: Kim Jong Un Akhirnya Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, Ini yang akan Dibahas
Menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan, kereta-kereta yang dimiliki Kim Jong Un memiliki jendela antipeluru serta dinding dan lantai yang diperkuat untuk tahan dari bahan peledak.
Selain itu, kereta ini juga dilengkapi senjata serang dan helikopter yang bisa digunakan untuk melarikan diri apabila terjadi keadaan darurat.
Konon, kereta Kim Jong Un juga dilengkapi setidaknya 20 mobil antipeluru.
Kereta Kuat dan Mewah
Selain dikenal karena kekuatannya, kereta Kim Jong Un juga menawarkan kemewahan.
Seorang pejabat Rusia, Konstantin Pulikovsky pernah melakukan perjalanan dengan kereta ini bersama ayah Kim di Rusia timur pada 2001.
Dalam bukunya Orient Express, Pulikovsky menceritakan beberapa hidangan yang ditawarkan, termasuk lobster segar, daging babi barbeku, dan kotak anggur Prancis berkualitas.
Ada pula penampilan remaja putri yang diperkenalkan sebagai "kondektur wanita" menyanyikan lagu untuk para penumpang.
"Dimungkinkan untuk memesan hidangan apa pun dari masakan Rusia, China, Korea, Jepang, dan Prancis," tulis Pulikovsky.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-567: Pertemuan Kim Jong Un dan Vladimir Putin Masih Rahasia