Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selama Januari-Agustus 2023,Toko Ramen yang Bangkrut di Jepang Naik 250 Persen Dibanding Tahun Lalu

Jumlah ini telah melampaui angka kebangkrutan tahunan pada tahun 2022 (21 kasus) dan setara dengan angka kebangkrutan tahunan pada tahun 2021

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Selama Januari-Agustus 2023,Toko Ramen yang Bangkrut di Jepang Naik 250 Persen Dibanding Tahun Lalu
Foto Richard Susilo
Ramen Sankichi di Ginza hanya 300 yen satu piring 

Kebangkrutan paling menonjol terjadi di Jepang bagian barat Kebanyakan terjadi di Jepang bagian barat. Berdasarkan wilayah, jumlah tertinggi adalah 8 di daerah Chugoku atau Jepang Tengah (2 kasus terjadi pada periode yang sama tahun lalu).

Disusul Kinki atau Osaka dan sekitarnya (1 kasus), Kanto (4 kasus), dan Chubu (juga 4 kasus). Berdasarkan prefektur, Hiroshima memiliki kasus terbanyak yaitu 4 (sebelumnya nol).

Baca juga: Olimpiade Musim Dingin 2030 di Sapporo Hokkaido Jepang Sulit Dilakukan Karena Isu Korupsi

Berikutnya adalah Osaka dan Fukuoka, masing-masing tiga kasus, disusul Tokyo, Kyoto, Shimane, dan Yamaguchi, masing-masing dua kasus. Bahkan di Fukuoka, rumah bagi ramen Hakata, jumlah toko ramen yang bangkrut semakin meningkat, dan kebangkrutan banyak terjadi terutama di Jepang bagian barat.

Jumlah kebangkrutan kedai ramen mencapai rekor tertinggi yaitu 31 pada Januari-Agustus 2020, akibat penutupan dan pemendekan jam kerja akibat penetapan keadaan darurat pada awal pandemi virus corona, ketika orang-orang menghilang dari jalanan.

Namun pada paruh kedua tahun ini, dukungan terkait corona semakin meluas, dan pada tahun 2020 (Januari-Desember), hanya terdapat 38 kebangkrutan. Bahkan setelah itu, kebangkrutan dapat ditekan berkat dukungan (subsidi pemerintah) terkait Corona, dan jumlah kebangkrutan pada tahun 2022 berhasil ditekan ke angka terendah yaitu 21 kasus.

Restoran ramen di Jepang tidak memerlukan peralatan memasak dalam skala besar dan dapat menangani semuanya mulai dari pemesanan hingga penyajian dalam waktu singkat. Selain itu, pelanggan tinggal dalam waktu yang singkat dan tingkat pergantian pelanggan yang tinggi, sehingga memudahkan untuk mengakomodasi terbatasnya jumlah kursi di toko kecil dan membutuhkan lebih sedikit modal untuk memulai bisnis.

Selain itu, karena banyaknya penggemar dari berbagai kelompok umur, terutama kaum muda, terdapat banyak pendatang baru. Industri ini pada dasarnya kompetitif. Dalam keadaan seperti ini, meskipun ada toko ramen yang dapat bersaing dalam kisaran harga tinggi karena nilai tambah dari kekuatan merek mereka. Misalnya dalam menanggapi permintaan masuk ke jaringan toko terkemuka, tidaklah masalah.

Berita Rekomendasi

Namun ada juga banyak toko yang kurang memiliki daya saing dan tidak mampu bersaing kemudian meneruskan harga mereka secara memadai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas