Kapal Pertama yang Angkut Gandum Tiba di Ukraina dengan Rute Baru, Memuat Puluhan Ribu Ton
Dua kapal kargo dengan biji-bijia telah tiba di pelabuhan Ukraina setelah melakukan perjalanan melalui Laut Hitam menggunakan rute baru.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Dua kapal kargo telah tiba di pelabuhan Ukraina setelah melakukan perjalanan melalui Laut Hitam menggunakan rute baru.
Dilansir BBC International, kapal tersebut sampai di Chornomorsk pada hari Sabtu (16/9/2023).
Dua kapal kargo itu yang bernama Resilient Africa dan Aroyat, diperkirakan memuat 20 ribu ton gandum untuk pasar dunia.
Para pejabat mengatakan ini adalah pertama kalinya kapal sipil mencapai pelabuhan Ukraina sejak gagalnya perjanjian dengan Rusia untuk menjamin keselamatan kapal.
Baca juga: Kali Ini Lebih Santai, Kim Jong Un Kunjungi Universitas dan Pertunjukan Walrus di Rusia
Sebelumnya koridor tersebut hanya digunakan oleh kapal-kapal yang berangkat dari Ukraina.
Wakil Perdana Menteri Oleksandr Kubrakov mengatakan kapal-kapal tersebut berlayar dengan mengibarkan bendera negara kepulauan Oseanik Palau dan awaknya terdiri dari orang-orang dari Ukraina, Turki, Azerbaijan, dan Mesir.
Menurut kementerian pertanian Ukraina, kapal-kapal tersebut akan mengirimkan gandum ke Mesir dan Israel.
Kyiv secara sepihak mendeklarasikan koridor maritim setelah Rusia meninggalkan perjanjian yang didukung PBB yang memfasilitasi ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.
Koridor tersebut meliputi pantai barat Laut Hitam.
Moskow mengatakan sebagian dari perjanjian yang mengizinkan ekspor makanan dan pupuk tidak dipenuhi.
Mereka mengeluh bahwa sanksi Barat membatasi ekspor pertanian Rusia.
Sejak itu, Rusia mengancam akan memperlakukan kapal sipil yang berlayar ke Ukraina sebagai sasaran militer potensial.
Awal pekan ini, Inggris menuduh Rusia menargetkan satu kapal tersebut dengan beberapa rudal jelajah ketika kapal tersebut bersandar di pelabuhan Odesa, Ukraina.
Ukraina adalah salah satu pemasok tanaman pangan terbesar di dunia seperti minyak bunga matahari, jelai, jagung, dan gandum.
Ketika Rusia melakukan invasi pada bulan Februari 2022, angkatan lautnya memblokade pelabuhan Laut Hitam di negara tersebut dan menjebak 20 juta ton biji-bijian yang akan diekspor.
Hal ini menyebabkan harga pangan dunia melonjak dan mengancam terjadinya kelangkaan di negara-negara Timur Tengah dan Afrika, yang mengimpor pangan dalam jumlah besar dari Ukraina.
Beberapa negara tersebut, termasuk Afghanistan, Yaman, Sudan, dan Ethiopia, masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Selain mengancam kapal-kapal yang melewati Laut Hitam, Moskow juga menargetkan infrastruktur pelabuhan Ukraina.
Mereka telah berulang kali menyerang pelabuhan Izmail dan Reni, tempat sebagian besar ekspor biji-bijian Ukraina berangkat sejak bulan Juli, untuk mencoba mengganggu operasi.
Kyiv menuduh Rusia melakukan upaya sinis untuk merusak ekspor gandumnya dan melemahkan ketahanan pangan global.
(Tribunnews.com/Deni)